Sudah jadi mahasiswa kah?
Mahasiswa kata yang sangat manis sekali tuk menyebut seorang
pejihad muda dalam balutan jas ilmu. Mereka bilang mahasiswa adalah pioneer
yang berfikir kritis, inspiratif, kontributif, solutif. Mahasiswa juga adalah
penggerak yang sangat besar dalam konstribusi sebuah Negara maupun dunia. Karna
bagaimanapun apa yang akan terjadi pada Negara dimasa depan tergantung dari
pemangku kepemimpinan masa yang aka datang yaitu pemuda. Sering kali melihat
mahasiswa berunjuk rasa tapi aku melihat mereka sedang menunjukkan kekuatan
bukan aspirasi lagi. Bentrokan terjadi padahal bukankah mahasiswa harusnya
lebih bisa berfikir maju dan jernih. Mahasiswa bukan siswa, bukankah itu adalah
pangkat yang memiliki tanggung jawab besar, harusnya lebih bisa berfikir dewasa
dalam menyikapi apa pun itu. Disinilah aku saat ini menjadi mahasiswa sekaligus
manusia. Tapi beberapa hari ini aku mulai ragu. Tanggung jawab yang ada
dipundakku sepertinya belum aku laksanakan. Menjadi mahasiswa yang
sesungguhnya, tapi apa yang telah terjadi gerakan apa yan sudah aku lakukan tuk
bangun negriku konstribusi apa yang sudah aku berikan padahal di rumah bapak
ibu menginginkanku berguna. aku mahasiswa, yang masih dipertanyakan sudahkah
aku jadi mahasiswa lebih parahnya lagi sudahkah aku jadi manusia? Manusia
diberi karunia lebih oleh Allah yaitu akal dan fikiran. Tapi belakangan ini ada
banyak hal yang mengusikku. Saat ada konflik di mesir, kericuhan di Palestina,
pendidikan amburadul di NTT. Aku hanya diam saja. Aku semakin merasa bukan lagi
manusia karna aku ta bisa melakukan apa pun demi manusia lain. Kemarin aku
membaca sebuah buku bahwa ada seorang gadis Amerika yang tergelindas buldoser
saat ingin menghalangi langkah Israel menggusur rumah warga Palestina. Betapa
menyenangkannya bisa seperti tu. Ada seorang guru yang rela setahun tak
berhubungan dengan keluarganya karna saat itu ia mengajar di NTT tempat yang
sangat terpencil. Ada dokter yang berkata jika aku kerja di Jakarta aku taka da
gunanya, namun jika aku berada dilingkungan konflik aku kan berguna. Betapa
beruntungnya mereka bisa memanfaatkan hidup mereka untuk hidup yang benar-benar
hidup. Aku ingin seperti itu memiliki kontribusi sebagai manusia agar aku
meyakini bahwa aku masih manusia. Aku ingin menjadi mahasiswa yang manusiawi.
Comments
Post a Comment