Proses Osmosis pada Kentang

Proses Osmosis Pada Kentang  (Solanum tuberosum L.)
A.       Tujuan
Mengamati peristiwa osmosis pada kentang (Solanum tuberosum L.)
B.       Alat dan Bahan Praktikum
-          Alat
1.       Gelas kimia 30 ml
2.       Alat penjepit
3.       Neraca / Timbangan
4.       Pipet tetes
5.       Pelubang gabus kentang (Solanum tuberosum L.)
6.       Gelas kimia 300 ml.
-          Bahan praktikum
1.       Aqua des
2.       Larutan garam 5% , 10% , dan 15%
3.       Kentang  (Solanum tuberosum L.)
4.       Tisu dan kapas
C.       Tempat pelaksanaan praktikum
-          Tempat                          : Lab. IPA SMAN 1 Glagah – Banyuwangi
-          Hari dan tanggal          : Kamis, 28 Juli 2011
D.      Cara kerja
1.       Menyiapkan bahan dan alat praktikum
2.       Membuwat objek kentang  (Solanum tuberosum L.) dengan pelubang gabus sebanyak 5 buah.
3.       Mempersiapkan 5 tabung kimia.
Tabung ke-1          : kosong
Tabung ke-2          : aqua des
Tabung ke-3          : larutan garam 5%
Tabung ke-4          : larutan garam 10%
Tabung ke-5          : larutan garam 15%
4.          Menimbang kentang (Solanum tuberosum L.)ebelum dimasukkan ke gelas kimia.
5.          Bersama-sama memasukkan ke dalam gelas kimia
6.          Mengamati selama 30 menit
7.          Menggambar hasil pengamatan
Pertanyaan :
1.          Apa yang terjadi pada kentang (Solanum tuberosum L.) pada tiap gelas kimia ? Mengapa demikian ?
2.          Apa yang dapat disimpulkan dari percobaan diatas ?

E.       Tabel hasil pengamatan
No.
Larutan
Gambar
Keterangan
1.
Kosong

Sebelum: massanya 1.8 gram
Bewarna kekuning-kuningan
Setelah:  massanya tetap
Warnanya lebih tua



Aquades

Sebelum: massanya 1.8 gram warna kekuning kuningan
Setelah: massnya 1.5 gram
Warnanya lebih muda ukurannya lebih besar meskipun volumnya menurun
Teksturnya lebih keras baunya berkurang

Larutan garam 5%

Sebelum: massanya1.6 gram
Warnanya kekuning kuningan
Setelah: massanya 1 gram
Warnanya lebih pucat, ukurannya lebih kecil dan teksturnya lebih lembek dan berbau lebih menyengat

Larutan garam 10%

Sebelum: massanya 1 gram
Warnanya kekuning-kuningan
Setelah:massanya 1.2 gram  warnanya lebih pucat
Ukurannya lebih kecil dan lebih lembek lebih berbau

Larutan  garam 15%

Sebelum:massanya 1.5 gram
Warnanya kekuning-kuningan
Setelah: massanya 1.2 gram
Warnanya lebih pucat
Ukurannya lebih kecil dan lebih lembek baunya juga lebih tinggi

Kesimpulan:
Bau yang paling menyengat adalah kentang (Solanum tuberosum l.) yang berada di dalam gelas ketiga
Tekstur yang paling lembek dan warna yang paling pucat adalah kentang (Solanum tuberosum l.) yang berada dalam gelas kelima
F.       Pembahasan
Jawaban :
1.          Pada gelas pertama             : tetap , karena tidak terjadi reaksi kimia sebab ia tidak berada dalam larutan apapun tapi terjadi pervbahan warna karena ia bereaksi dengan udara disekitarnya.
Pada gelas kedua : ukurannya lebih besar, keras, bewarna kuning muda baunya berkurang. Ini karena ia berada dalam larutan yang berlingkungan hipotonis dimana konsentrasi larutan di luar sel lebih tinggi dari pada yang berada di dalam sel sehingga air diluar sel berosmosis ke dalam sel.
Pada gelas ketiga : ukuran lebih kecil dan permukaan lebih elastis dan lebih lembek warnanya sedikit pucat dan baunya menyengat. Karena ia berada dalam larutan yang berlingkungan hipertonik dimana konsentrasi larutan diluar sel lebih rendah dibandingkan yang berada di dalam sel sehingga larutan yang ada di dalam sel keluar secara osmosis.

Pada gelas keempat             : ukuran lebih kecil dan permukaan lebih elastis dan lebih lembek dari gelas kedua maupun ketiga, warnanya lebih pucat dan baunya sedikit menyengat. Karena ia berada dalam larutan yang berlingkungan hipertonik dimana konsentrasi larutan diluar sel lebih rendah dibandingkan yang berada di dalam sel sehingga larutan yang ada di dalam sel keluar secara osmosis.
Pada gelas kelima                : ukuran lebih kecil dan permukaan lebih elastis dan lebih lembek dan warna lebih pucat dari gelas ke dua, tiga maupun ke empat, baunya tidak terlalu menyengat. Karena ia berada dalam larutan yang berlingkungan hipertonik dimana konsentrasi larutan diluar sel lebih rendah dibandingkan yang berada di dalam sel sehingga larutan yang ada di dalam sel keluar secara osmosis.



2.          Pada kentang (Solanum tuberosum L.) pada gelas kedua mengalami pertambahan massa karena air masuk kedalam kentang (Solanum tuberosum L.) sehinggga menimbulkan efek pertambahan massa . Namun pada kentang (Solanum tuberosum L.) yang pada larutan garam hanya menyerap sebagian airnya, sehingga membran sel pada kentang (Solanum tuberosum L.) melepas cairan dalam selnya dan menyebabkan kentang (Solanum tuberosum L.) tersebut mengerut. Dan massa pada setiap gelas kimia menurun tetapi yang paling menurun adalah kentang (Solanum tuberosum L.) pada gelas kimia ketiga.

G.       Kesimpulan
Jika kentang (Solanum tuberosum L.) terdapat dalam larutan yang bersifat hipotonis maka kentang (Solanum tuberosum L.) akan bertambah ukurannya sebaliknya dengan kentang (Solanum tuberosum L.) yang berada dalam larutan yang bersifat hipertonik maka kentang (Solanum  tuberosum L.) tersebut akan menyusut dan elastis.


PERISTIWA PLASMOLISIS PADA BAWANG MERAH (Allium cepa L. )
A.       Tujuan
Mengamati peristiwa plasmoslisis bawang merah (Allium cepa L.)
B.       Alat dan Bahan Praktikum
-          Alat
1.       Gelas kimia 100 ml
2.       Kaca objek
3.       Kaca penutup
4.       Pipet tetes
5.       mikroskop
6.       cutter / silet
7.       pinset
-          Bahan praktikum
5.       Aqua des
6.       Larutan garam 10%
7.       bawang merah (Allium cepa L.)
8.       Tisu dan kapas

C.       Tempat pelaksanaan praktikum
-          Tempat                          : Lab. IPA SMAN 1 Glagah – Banyuwangi
-          Hari dan tanggal          : Kamis, 29 Juli 2011

D.      Cara kerja
1.       Menyiapkan alat dan bahan praktikum
2.       Mengiris bawang merah (Allium cepa L.)
3.       Mengambil umbi lapis meletakkan di atas kaca objek lalu menetesi dengan aquades dan menutupnya dengan kaca penutup
4.       Mengamati di bawah mikroskop
5.       Mencatat pembesaran mikroskop
6.       Menggambar hasil pengamatan
7.       Memberi keterangan selengkapnya
8.       Menetesi objek dengan larutan garam 10% dan tutup dengan kaca penutup
9.       Mengamati di bawah mikroskop
10.    Mencatat pembesaran pada mikroskop
11.    Menggambar hasil pengamatan
12.    Memberi keterangan selengkapnya



E.       Pertanyaan
1.       Mengapa sel mengalami perubahan ? Jelaskan terjadinya peristiwa tersebut !
2.       Apakah yang terjadi di sel bawang merah (Allium cepa L.) saat di tambahkan larutan garam 10 %?
3.        Apakah mungkin sel bawang merah (Allium cepa L. ) yang telah mengalami plasmolisis dapat kembali pada keadaan sebelum di tambahkan larutan  garam ? Jika Ia , bagaimana caranya?


F.       Tabel hasil pengamatan
Pembesaran : 10*0.25
No.
Gambar pertama
Keterangan
1.

Terlihat sekali bahwa membrane sel masih melekat pada dinding sel dan cairan dalam sel berukuran stabil.

Pembesaran: 10*0.25

No.
Gambar kedua
Keterangan
1.

Membrane sel mengkerut ini diakibatkan cairan dalam sel keluar sel karena ia berada dilingkungan yang hipertonik sehingga cairan dalam sel keluarsel dan menyebabkan sel tersebut mengkerut.

ü Pembahasan Sel bawang mengalami perubahan dari sel yang ditetesi air kemudian ditetesi larutan garam , karena pada sel bawang tersebut terjadi peristiwa plasmolisis yaitu peristiwa berpindahnya larutan yang hipotonis ( konsentrasi rendah yang terdapat di dalam sel bawang ) ke larutan yang hipertonis ( konsentrasi tinggi yang terdapat di luar sel bawang ). Akibatnya membran sel mengkerut atau mengecil dari semula sehingga kelihatan terdapat rongga antara membran sel dengan dinding sel bawang merah.
ü  Lingkungan yang terjadi di dalam sel bawang merah saat di tambahkan larutan garam 10% yaitu keadaan membran sel menjadi mengecil atau mengkerut , karena larutan di dalam sel bawang (larutan hipotonik )  menuju keluar sel bawang ( larutan hipertonik )
ü  Sel bawang merah yang telah mengalami plasmolisis dapat kembali pada saat sebelum di tambah dengan larutan garam, apabila pada sel bawang di tambahkan air

Pada sel bawang merah ini kita dapat mengetahui dengan jelas tentang proses plasmolisis. Ini terjadi pada saat kita mengamati bawang merah (Allium cepa L.) dengan mikroskop sebelum di tetesi dengan larutan garam kita dapat melihat bahwa sel berukuran normal tetapi setelah ditetesi dengan larutan garam 10% kita dapat melihat bahwa sel tersebut menyusut dan membrane sel terlihat sekali penyusutannya. Sel ini tidak pecah dikarenakan sel tumbuhan memiliki dinding sel jadi hanya terjadi pengerutan saja. Pengerutan ini disebabkan sel beradadalam lingkungan larutan yang bersifat hipertonik yaitu dimana larutan sekitar sel berkonsentrasi lebih rendah daripada larutan atau cairan dalam sel sehingga cairan dalam sel keluar dari sel dan menyebabkan sel ini mengkerut.
G.       Kesimpulan
Peristiwa plasmolisis adalah peristiwa berpindahnya larutan hipotonik ke hipertonik . Sel bawang yang di tetesi air mengalami pembesaran pada sel tersebut ( dinding sel dan membran sel tampak jelas ) . Sedangkan pada sel bawang yang di tetesi garam , membran selnya menjadi kecil atau mengkerut .

Comments

Populer Post

Sinopsis novel Akatsuki

Bunga dan Kumbang