My first time in Pembina

Hari penuh berkah dan gak bisa diungkapin dengan tulisan ataupun untaian puisi. Tapi entah kenapa hari ini juga semangat dan keteguhanku mulai terasa goyah, apa benar jalan yang aku ambil. Mungkin saja benar hanya aku yang terlalu gegabah, aku begitu semangat dulu saat mengambil jurusan ini mungkin aku terlalu percaya diri bahwa aku bisa mungkin ini cara Allah membangunkanku kali ya biar bisa berjalan lanjut kedepan dan melihat kedepan. Kemarin tanggal 14 November 2013 untuk pertama kali mengunjungi sebuah SLB untuk anak Tuna Grahita yang ada di Yogyakarta nama sekolahnya SLB  Negeri Pembina Yogyakartadi Jalan Imogiri Timur 224 Giwangan Umbulharjo Yogyakarta. Disekolah ini tadi kami (aku dan teman-teman sekelas) observasi pertama kali terjun ke lapangan untuk mempelajari tentang anak tuna grahita secara langsung. Mungkin memang sih awalnya semangat menggebu tapi ada sedikit rasa takut dan was-was yang ada disini. Sebenarnya sih biasa hanya saja mungkin karena ini pertama kali aku jadi merasa minder. Tapi semua itu tidak terlalu berat karena ini memang pilihan yang aku pilih dan setelah masuk ke kelas 2 TGS ada rasa berbeda disini tentang keteguhan seorang guru, kepolosan seorang anak dan kekuatan seorang ibu. Di dalam kelas itu ada lima anak mereka adalah Fauzan, Kiki, Adan, Reni, dan Wisnu. Meskipun mereka berada dalam satu kelas bukan berarti mereka bisa diberi tugas yang sama meski mereka semua berumur 8 th karena kelima anak itu memiliki perilaku yang berbeda-beda mulai dari yang suka berteriak, sampai yang tidak mau mengucap sepatah kata pun, mulai dari yang hanya duduk tidur hingga yang berkeliling kelas tak mau diam. 

Adan seorang anak yang hanya terbangun beberapa menit saja setiap harinya dan selebihnya digunakan untuk tidur, ini bukan karena Adan malas tetapi ia memang sedang dalam kondisi yang tidak bagus ia mengalami kebocoran jantung dan baru keluar dari rumah sakit, 


lalu ada Fauzan si usil sekaligus hobi mogok, dia sangat usil dan usilnya itu suka memukul orang lain termasuk saya tadi merasakan tinjuannya diperut :D hehehehe tapi itu salah satu keseruan yang seru banget meskipun sakit, Fauzan memiliki paras yang tampan ia juga suka berteriak dan jika kita menemaninya belajar jangan kaget jika ia tidak mau mengerjakan tugasnya karena memang dia hobi sekali mogok melakukan sesuatu. 

Reni seorang anak syndrome down dia pendiam pemalu namun dalam interaksinya dia bagus, Reni sangat suka mewarnai dan sudah lebih memahami warna disbanding teman-temannya dia juga yang paling dekat denganku, tadi sebenarnya agak kaget karena saat aku pendah duduk Reni tiba-tiba menghampiriku dan duduk di angkuanku agak terharu sih ternyata aku bisa berinteraksi dengannya. 

Kiki seorang gadis kecil yang yang tidak mau diganggu, tidak mau disentuh dan tidak meu diajak berinteraksi, awalnya begitu tetapi lama kelamaan dia mau berinteraksi denganku :D  senangnyaaaa J 







lalu ada Wisnu dia ini suka sekali keliling kelas dan paling bagus saat diajak
interaksi karena respon yang diberikan juga sangat bagus sekali. ia adi telat masuk kelas namun tak seperti yang lain, ia langsung tersenyum kepada kami dan mau mengikuti pelajaran dengan sangat ringan tadi ia mewarnai namun masih pengenalan akan warna. yang lucunya Wisnu membawa bola sepak ke dalam kelas, ia membawanya dari rumah dan bermain dengan rekanku Sofa.


Fauzan, Reni, dan Ibu guru

Lihatlah begitu polosnya mereka tersenyum bukan karena mereka sengaja bertingkah untuk mendapat sebuah perhatian namun mereeka hanya tidak tahu bagaimana berinteraksi dengan orang baru, mungkin Fauzan memukulku karena ia ingi berkenalan denganku, Kiki memberikan barang-barang di lemari juga bukan karena dia suka sesuatu yang berantakan hanya  saja ia tidak tahu apa yang sedang ia lakukan dan hanya ingin berkenalan, Reni mendekatiku lalu duduk dipangkuanku ini dia yang paling manis cara berkenalannya denganku, Wisnu mendekatiku ingin di foto karena mungkin saja itu hal baru baginya, sedang Adan biarlah ia tertidur semoga aku berada dalam kilasan mimpinya hari itu.

Keraguanku memang masih merongrong keyakinanku tapi sudah sangat berkurang karena tingkah kelima guruku yang sangat special. Aku yakin dibalik itu semua mereka pasti memiliki kelebihannya masing-masing sama seperti kita karena setiap manusia itu sama yang membedakan hanya kebutuhannya. Every child is special J










Comments

Post a Comment

Populer Post

Sinopsis novel Akatsuki

Proses Osmosis pada Kentang

Bunga dan Kumbang