Teman, aku menyayangimu
Bercanda gurau atau hanya sekedar bertukar pikiran selama lima menit memang hal ampuh untuk merekatkan ukhuwah. Lama sekali rasa aku meninggalkan teman-teman yang begitu peduli denganku, hampir setiap hari aku bertemu teman sekamarku hanya waktu malam atau pagi itupun saat malam kalau aku datang dia sudah tidur atau saat dia datang aku yang sudah tidur, dipagi haripun tak jauh berbeda dengan malam harinya pagi kami bertemu hanya beberapa menit sebelum pergi bertugas ya hanya salipan saat kita membenarkan jilbab masing-masing lalu berangkat berjalan kearah yang terpisah. Sampai dia sekarang pulang ke kampung halamannya di Bangka Belitung aku belum sempat membantunya mencari oleh-oleh hanya sempat membantunya mengikat kardus saja. begitu pun dengan temanku yang dari Padang, sampai banyak janji yang tak bisa ditepati karena deadline menuntut cepat, aku tak sempat mengantarnya berkeliling Jogja mencari oleh-oleh untuk pulang sampai dihari ia pulang, pagi hari saat rapat aku mendapat sebuah pesan.
mi, aku mau pulang kamu gak pengen ketemu aku ta?
sebenarnya aku sangat ingin bertemu namun sungguh tak bisa karena dirapat aku tak bisa meninggalkannya. miris rasanya saat seorang teman yang akan berlibur berbulan bulan dan kita tidak bisa mengantar. sampai akhirnya dia mengirimi aku pesan
mi, aku berangkat ya sampai ketemu lagi
ingin rasanya ku berlari ke bandara untuk memeluk kedua temanku itu, hanya karena kesibukan kecil aku meninggalkan teman-temanku. Lalu bagaimana nanti jika aku menjadi seorang ibu? apakah aku akan menjadi ibu yang lalai? aku harap tidak demikian.
langit malam menjadi saksi saat bintang mulai beterbaran di langit kelam
aku berharap akan datangnya bintang jatuh
bukan tuk menghapus jejak yang harus ditempuh
hanya tuk meyakinkan hatiku apa yang harus kulakukan terlebih dahulu
aku berdiri laksana karang yang kokoh
namun aku harus tetap berdiri dilautan tak boleh kepantai
sebab jika kupergi kepantai, gelombang laut kan menerkammu
aku hanyalah pemecah ombak
aku hanyalah seonggok batu yang berharap melindungi
aku tak bermaksud untuk acuh,
tapi kawan, dengarlah hatiku
mungkin baru ini jalan yang aku tahu tuk melindungimu
kau boleh marah tapi jangan tinggalkan aku
karna aku membutuhkanmu
maafkan aku hanya berlari sedetik kearhmu lalu terbang berjam-jam
maafkan aku hanya bisa menghapus sebutir air matamu namun membuatmu mengeluarkan air mata berliter-liter
maafkan aku kawan
mi, aku mau pulang kamu gak pengen ketemu aku ta?
sebenarnya aku sangat ingin bertemu namun sungguh tak bisa karena dirapat aku tak bisa meninggalkannya. miris rasanya saat seorang teman yang akan berlibur berbulan bulan dan kita tidak bisa mengantar. sampai akhirnya dia mengirimi aku pesan
mi, aku berangkat ya sampai ketemu lagi
ingin rasanya ku berlari ke bandara untuk memeluk kedua temanku itu, hanya karena kesibukan kecil aku meninggalkan teman-temanku. Lalu bagaimana nanti jika aku menjadi seorang ibu? apakah aku akan menjadi ibu yang lalai? aku harap tidak demikian.
langit malam menjadi saksi saat bintang mulai beterbaran di langit kelam
aku berharap akan datangnya bintang jatuh
bukan tuk menghapus jejak yang harus ditempuh
hanya tuk meyakinkan hatiku apa yang harus kulakukan terlebih dahulu
aku berdiri laksana karang yang kokoh
namun aku harus tetap berdiri dilautan tak boleh kepantai
sebab jika kupergi kepantai, gelombang laut kan menerkammu
aku hanyalah pemecah ombak
aku hanyalah seonggok batu yang berharap melindungi
aku tak bermaksud untuk acuh,
tapi kawan, dengarlah hatiku
mungkin baru ini jalan yang aku tahu tuk melindungimu
kau boleh marah tapi jangan tinggalkan aku
karna aku membutuhkanmu
maafkan aku hanya berlari sedetik kearhmu lalu terbang berjam-jam
maafkan aku hanya bisa menghapus sebutir air matamu namun membuatmu mengeluarkan air mata berliter-liter
maafkan aku kawan
Comments
Post a Comment