Abdul Wahid Qamaruddin
Abdul Wahid Qamaruddin seorang kakak yang kutemukan di SMPN 1 Kalipuro, awalnya ia adalah makhluk yang menyebalkan tapi aku salut dengan kecerdasan dan mimpinya yang terus berlanjut. Kami berteman saat itu aku ingat berawal di perpustakaan sekolah untuk pertama kali ia membuat kartu dan meminjam buku berjuduk "40 Hari bersama Tuhan". Ia selalu mendapat perigkat pertama dengan nilai yang menggemparkan jadi saat ia lulus aku melihat nilainya dan berkata aku akan berada diposisi itu ternyata seorang guru mendengar ucapanku dan menuntut itu sebagai janji maka ku katakan aku bisa. Ia melanjutkan studi di SMK terbaik di kotaku dan aku bermimpi masuk SMA terbaik di kotaku. SMKN 1 Glagah tempatnya belajar, SMAN 1 Glagah tempatku meniti ilmu selanjutnya. kami berteman layaknya kakak adik yang dekat tidak lebih. Aku yang menginginkan seorang kakak laki-laki merasa senang memiliki kakak seperti dia ya meskipun agak sedikit ribet karena banyak wanita yang meliriknya dan membuatku sedikit risih. Aku punya mimpi dia pun begitu bisa dikatakan kami adalah kakak beradik yang slalu bermimpi gila dan lumayan pekerja yang gila juga meski memang kinerjaku tak sebagus dia karena sering kali aku ingin mundur dan berlari bersembunyi. Dia kakak terbaik, slalu selamanya dan apapun yang terjadi.
pernah ia berkata padaku bahwa Jogja-Surabaya jauh, jarak kita jauh. Dan sekarang aku berkata pada dunia kami semakin jauh dan benar-benar jah karena sekali lagi ia melakukan lompatan istimewa yang membawanya melaju jauh lebih cepat dariku. Aku tak tahu kapankah aku bisa berada ditempatnya tak bisa diprediksikan bahkan olehku sendiri setidaknya tempatmu saat ini bukanlah tempat yang bisa aku prediksi waktu kudatangi.
Aku menyeyangimu tapi Allah jauh lebih menyayangimu.Seharusnya aku tak perlu khawatir bukankah kau telah bersama Sang Maha Penyayang? Aku harusnya tersenyum kan mas? Bukankah kita masih tetap saudara bahkan samapi maut memisahkan kita :)
Harusnya kita berterimakasih pada hujan di bulan Juni
karena apa-apa yang tersimpan tetap menjadi rahasi
pernah ia berkata padaku bahwa Jogja-Surabaya jauh, jarak kita jauh. Dan sekarang aku berkata pada dunia kami semakin jauh dan benar-benar jah karena sekali lagi ia melakukan lompatan istimewa yang membawanya melaju jauh lebih cepat dariku. Aku tak tahu kapankah aku bisa berada ditempatnya tak bisa diprediksikan bahkan olehku sendiri setidaknya tempatmu saat ini bukanlah tempat yang bisa aku prediksi waktu kudatangi.
Aku menyeyangimu tapi Allah jauh lebih menyayangimu.Seharusnya aku tak perlu khawatir bukankah kau telah bersama Sang Maha Penyayang? Aku harusnya tersenyum kan mas? Bukankah kita masih tetap saudara bahkan samapi maut memisahkan kita :)
Harusnya kita berterimakasih pada hujan di bulan Juni
karena apa-apa yang tersimpan tetap menjadi rahasi
Comments
Post a Comment