Tentang Seorang Teman

Sudah menjadi hukum alam bahwa setiap manusia itu tumbuh dan berkembang,  dulu kita hanyalah anak-anak namun kini kita sudah memasuki usia dewasa. Masih ingatkah kepada teman kitavsaat sd?  Atau bahkan tk?  
Hari ini aku ingin bercerita tentang sebuah ikatan persahabatan.  Kali ini aku bukan menulis tentang anonym tapi tentang seorang teman saat SMP
Dulu aku punya seorang teman dan dia laki-laki bahkan kami masih menjadi teman hingga kini meski memang tak sedekat dulu. 
Dia seorang teman yang baik bahkan meski terlihat garang sebenarnya hatinya begitu lembut dan penyayang (dia punya kucing namanya hitam). Eits dia gak letoy atau kemayu loh ya dia gentle bahkan sewaktu SMP banyak teman-teman perempuan yang suka padanya.  
Ia duduk sebangku denganku sewaktu kelas dua dan saat itu masa emas dimana ia jadi idola para teman perempuan,  entah apa yang mereka lihat sampai bisa sebegitu sukanya dengan temanku satu ini,  mungkin karna ia lucu dan supel kali ya. 
Kami dekat sebatas teman, ia dulu psrnah menjadi kekasih sahabatku.  Bisa dibayangkan kan betapa aku menjadi alat mereka berdua saat ingin jalan,  kedua sahabatku ini menjalin hubungan namun tak bertahan lama. 
Aku masih teap sama dimana keduanya adalah sahabatku namun yang membuatku sedih adalah adanya jarak diantara mereka berdua hingga kini. 
Aku masih berhubungan dengan temanku itu meski sekedar bertanya kabar saja,  sekarang dia juga sudah memiliki kekasih.  Temanku itu bukan tipe playboy tapi dia sosok yang setia dan sangat komit. 
Baru beberapa bulan lalu atau setahun lalu mungkin aku bertanya-tanya apakah kami masih bisa bermain,  saling bertanya kabar jika dia sudah menikah nanti?  Aku sedikit cemas namun realitanya memang begitu jika aku berada di posisi kekasihnya tentu aku akan cemburu.  Lalu pertanyaannya apa ia aku akan menyakiti hati perempuan lain meski memang diantara aku dan temanku hanya sekedar teman. 
Sedikit demi sedikit aku mengurangi intensitas menghubungi dia bahkan hanya sekedar seperlunya,  sudah tak ada lagi canda.  Dia sudah tumbuh menjadi seorang pria yang bail dan sangat cocok dengan kekasihnya aku berharap mereka segera menghalalkan hubungan mereka.  
 Dan untuk diriku harus segera sadar bahwa dunia telah berubah bukan dunia bermain anak SMP namun dunia dewasa dimana laki-laki dan perempuan harus menjaga diri mereka. 
Ini menjadi pembelajaran dan memang aku salah akan langkah masa laluku yang terlalu berteman dekat dengan laki-laki.  Harusnya aku bis menjaga interaksiku toh pada akhirnya saat sudah begini kami saling menjaga interaksi agar tak berlebihan.
Kenapa tak dimulai dari dulu saja aku menjaga.  Memang penyesalan selalu datang di akhir dan semoga menjadi pembelajaran bahwa antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram tak boleh berkhalwat 

Comments

Populer Post

Sinopsis novel Akatsuki

Proses Osmosis pada Kentang

Bunga dan Kumbang