Posts

Showing posts from November, 2016

Tentang Kamu by Tere Liye

Image
Hujan turun dengan deras Berbeda dengan di sana di wwilayah Paris yang sedang turun salju Tapi sama-sama dingin, melakukan perjalanan seorang diri di kedua musim ini bukan hal yang mudah apalagi jika hanya sendiri seorang diri Beberapa wkatu lalu aku merasa sangat suntuk, apalagi obatnya kalau bukan window shoping ke toko buku? Ya akhirnya di sore itu setelah hari-hari sebelumnya sempat gagal aku memutuskan keluar menuju salah satu toko buku di kota Jogjakarta. Ternyata ada karya baru dari Bang Tere judulnya “Tentang Kamu”. Sebenarnya aku ke toko buku ingin membeli serial anak mamak yang lain karena memang aku baru memiliki Pukat. Alhasil bimbang antara ingin Burlian dan Eliana atau Burlian dan Tentang Kamu, atau Burlian dan Biografi Buya Hamka. Jadilah hati memantapkan membawa pulang Burlian dan Tentang Kamu Sungguh covernya membuatku tertarik, terlebih sinopsis dibelakang buku aku sempat bimbang membeli karena aku kira berisikan kisah cinta Tentang Kamu Terimakasih untuk ke...

Memori #1

Image
Gajah mati meninggalkan fading Manusia mati meninggalakan nama dan kenangan  Malam ini tepat 2 tahun 3 bulan 11 hari Ada yang mengatakan saat manusia pergi, ia tak kan dikenang selamanya  Aku hanya ingin berbagi sebuah kenangan tentang seseorang  Seorang kakak yang luar biasa namun hanya sedikit yang mengenalnya dilingkunganku Tentang sosok manusia yang mengajarkan banyak hal Waktu Ia mengajarkan kita tak akan tau berapa kuota waktu yang kita miliki Namanya Abdul Wahid Qamaruddin Banyuwangi, 20 Januari 1994 "Hidup itu kompetisi, jika menyerah maka kau kalah" Kapan-kapan ku beri keterangan lebih lanjut tentang sosok mempesona ini Jadi ingin menulis biografi beliau Aku hanya ingin ia tak dilupakan Aku hanya ingin berbagi inspirasi dengan para pembaca Berhubung potretnya udah banyak ilang karna memang akunnya udah banyak ilang  Jadi aku mau menyimpannya disini   

Burlian karya Tere Liye

Selesai dibaca pada 8 November 2016 pukul 17.30 WIB Tulisan itulah yang kan kau temui di halaman akhir “Burlian” Sebuah novel karya Bang Tere dari Serial Anak Mamak. Pertama kali dicetak pada November 2009 dan kini telah memasuki cetakan ketiga belas pada Februari tahun 2016. Diterbitkan oleh Repubika Penerbit (PT Pustaka Abdi Bangsa). Jumlah halaman vi + 339 halaman dengan ukuran 13.  x 20.5 cm Buku ini merupakan buku kedua dari serial anak mamak dengan buku pertama yakni “Pukat” dan menanti (belum beli) Amelia serta Eliana. Pukat saya belum bikin ulasannya, jadi lompat ke Burlian aja dulu ya soalnya masih fresh nih. Keempat novel bang Tere ini mengisahkan masing-masing anak dari Mamak yang mereka memiliki spesifikasi masing-masing yakni Eliana si Pemberani, Pukat si Pintar, Burlian si Spesial, dan Amelia si Kuat. Julukan ini memang sengaja diciptakan oleh bapak dan mamak untuk memberikan mindset tentang pribadi anak-anaknya dan memang sungguh pengaruhnya luar biasa. Pada ...

Kenapa harus beli buku?

Sore ini aku baru saja menyelesaikan membaca salah satu novel dari Bang Tere Liye dari seri anak mamak “Burlian”. Sebelumnya aku sudah membaca juga tentang pukat dan bebrapa karya beliau yang lain dan berbeda dengan beberapa penulis yang biasanya menceritakan tentang latar dengan sangat visual verbalis, bang Tere sebuah jurnal dengan bahasa novel. Karena bberapa analisis dari novel-novel beliau terihat sangat nyata. Selayar pandang sebenarnya dulu aku bukan pecinta karya Bang Tere karena menurutku tulasan Bang Tere berbeda dengan tulisan yang biasa aku baca. Aku sudah mencintai kisah maupun ceritas ejak SD dan makin subur mengarah kepada novel sejak SMP sebab buku di perpus SMPku mayoritas adalah novel. Dulu orang-orang disekitarku telah banyak heboh dengan karya bang Tere seperti negeri para bedebah dan rindu. Tapi sedikitpun aku belum merasa ingin membaca. Pernah sih meminjam salah satu karyanya kepada seorang teman namun baru bebrapa halaman aku merasa bahasanya begitu sederhana h...

Pak Oye dan 4 November 2016

Kisah dibalik syahidnya Pak Oye  *Jalan Juang Pak Oye: Kisah Syuhada Pembela Quran* KIBLAT.NET – Malam sudah larut. Namun Hermalina, wanita paruh baya itu masih asyik menyetrika baju koko dan sorban putih yang akan digunakan suaminya, Syachrie Oemar Yunan (65). Pagi-pagi sekali ia akan berangkat mengikuti aksi damai Bela Islam menuntut keadilan bersama jutaan kaum muslimin lainnya di depan Istana negara. Masih ingat dalam benak ibu tujuh anak ini, beberapa hari ini, suaminya nampak sangat berbeda dibanding hari-hari sebelumnya. “Bapak sangat semangat sekali, sampai mengajak tetangga-tetangga untuk berjihad. Beliau menyebut aksi tanggal 4 November sebagai jihad,” kenang Hermalina kepada anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU), Sabtu (5/11/2016) di kediamannya di bilangan Binong Kabupaten Tangerang. Malam itu, ditatapnya lamat-lamat wajah suaminya yang tak lagi muda, sedang pulas tertidur setelah ba’da isya berkeliling kampung mengajak warga untuk ikut membela Islam Jumat ini. ...

Kejadian aksi 4 November 2016

*MENJADI MANUSIA POSITIF* Oleh : Agus Taufiq (mantan ketuan bem FTUI) Seperti yang sudah saya duga, bahwa pasca aksi damai 4 November 2016, maka berita negatif tentang aksi ini akan muncul jauh melebihi berita positifnya. *Bad news is a good news.* Beberapa orang di media sosial memberi _judgement_, bahwa aksinya ricuh, aksinya anarkis, umat islam gak peduli kebersihan, merusak fasilitas umum, gak peduli keindahan taman, dll. Dan semua yang mengeluarkan _statement_ itu ternyata TIDAK IKUT AKSI. _"Sok ganteng boleh, sok tau jangan." -ICR-_ Bagaimana mungkin memberi penilaian tanpa melihat langsung? Adilkah kita memberi _judgement_ tanpa ada di lokasi? "Loh, kan gw lihat di berita...." Dan jawabannya sangat mudah, siapa sih yang punya media itu? Kemana sih keberpihakan media itu? Ini bukan lagi era informasi. *Ini adalah era "kecerdasan" mengelola informasi.* _Broadcast_ (BC) yang berisi kebencian, permusuhan, adu domba, fitnah, teror...
Belakangan ini banyak sekali aksi turun ke jalan. Bahkan kemarin tanggal 4 november 2016 banyak umat muslim turun jalan di Jakarta bahkan massanya berasal dari penjuru nusantara. Mungkin masih banyak yang bertanya emang ada apa sih? Emang ngapain sih di Jakarta? Jakarta ramai bukan karena sedang ada festival namun karen banyak orang yang tak didengar, mungkin yang berseru kurang lantang hingga tak di dengar oleh karenanya orang-orang berkumpul supaya tak ada lagi alasan tak mendengar atau tak tahu yang ada hanya "tak peduli" Jakarta ramai karena ada seorang lelaki yang melecehkan Al Qur'an. Ia mengatakan,"Bapak ibu gak usah takut milih saya jangan mau dibohongi pake Al Maidah:51. Jangan mau dibohong" Kalimat "jangan mau dibohongi" kan berarti dikatakan bahwa Al Maidah:51 ini adalah sebuah alat kebohongan atau kebohongan itu sendiri. Ia bukan muslim. Iya saya tahu itu. Ia tak mengimani Al qur'an. Ia saya juga tahu itu. Tapi ia tidak punya hak ...

Al Maidah

Saya tak berminat membahas perbedaan "dibohongi" dan "dibohongi pakai", sebab menurut saya soalnya tak serumit yang diperdebatkan, kalau semua siap menerima kebenaran logis. Persoalannya, sejak awal pihak yang diprotes sudah dalam posisi bertahan habis-habisan, posisi menolak implikasi logis dari kalimat yang diucapkan Sodara Ahok. Jadi sejelas apapun, selogis apapun, tetap akan ditolak karena dari awal niatnya untuk bertahan, bukan untuk menemukan kebenaran bersama. Karena itulah saya tak berminat. Maka satu-satunya jalan adalah lewat jalur hukum. Tinggal nanti apakah pengadilan itu bener atau tidak. Tapi baiklah, sekedar memenuhi permintaan. Begini: Persoalannya bukan "dibohongi al-ma'idah 51" atau "dibohongi pakai alma'idah 51". Inti persoalannya di kata 'dibohongi' itu. Orang yang berfaham sesuai teks, yakni jangan menjadikan orang kafir sebagai pemimpin, itu dibohongi -- katakanlah -- PAKE Al-ma'idah 51. Ini sud...
*Membedah Sisi Linguistik Kalimat Pak Basuki* Sebenarnya saya sudah malas untuk membahas hal ini. Namun nurani saya terusik saat pembela Pak Basuki berdalih tidak ada yang salah dengan kalimat Pak Basuki. Salah satu yang membuat saya heran adalah pernyataan Pak Nusron Wahid yang notabenya adalah tokoh NU. Baik, dalam tulisan ini saya tidak akan berpolemik masalah agamanya (jelas saya bukan ahlinya). Tulisan ini akan lebih difokuskan untuk membedah sisi linguistik, sisi kaidah bahasa yang beliau gunakan. Ini adalah potongan kalimat beliau : *“Dibohongin pakai surat Al Maidah 51 macam-macam..”* Sengaja saya fokuskan pada kalimat yang menimbulkan polemik ini. Saya sudah melihat keseluruhan video, dan memang masalahnya ada pada frasa ini. *Terjemahan versi sebagian besar orang* : Pak Basuki menistakan surat Al Maidah. Al Maidah 51 dibilang bohong oleh Pak Basuki. *Terjemahan versi pembela Pak Basuki* : Pak Basuki tidak menistakan Al Maidah 51. Dia menyoroti orang yang membawa ...

Ghirah

*SEMPAT-TIDAK SEMPAT, TOLONG DIBACA SAMPAI TUNTAS* _kalau masih ngaku pemuda/i muslim_ Buya Hamka: *Ghirah dan tantangan terhadap Islam* Oleh Akmal Sjafril "Mungkin banyak yang sudah melupakan buku Ghirah dan Tantangan Terhadap Islam karya Buya Hamka. Buku itu memang tipis saja, nampak tidak sebanding dengan koleksi masif seperti Tafsir Al Azhar, namun tipisnya buku tidak identik dengan kurangnya isi, apalagi pendeknya visi. Sesuai judulnya, buku tersebut membahas masalah-masalah seputar ghirah dengan bercermin pada kasus-kasus yang terjadi di Indonesia. Meskipun buku ini diterbitkan pada awal tahun 1980-an, pada kenyataannya masih banyak pelajaran yang dapat kita ambil untuk dipraktekkan dalam kehidupan di masa kini. Buya Hamka memulai uraiannya dengan sebuah kasus yang dijumpainya di Medan pada tahun 1938. Seorang pemuda ditangkap karena membunuh seorang pemuda lain yang telah berbuat tidak senonoh dengan saudara perempuannya. Sang pemuda pembunuh itu pun dihukum 15 ta...