Belakangan ini banyak sekali aksi turun ke jalan. Bahkan kemarin tanggal 4 november 2016 banyak umat muslim turun jalan di Jakarta bahkan massanya berasal dari penjuru nusantara.
Mungkin masih banyak yang bertanya emang ada apa sih? Emang ngapain sih di Jakarta?
Jakarta ramai bukan karena sedang ada festival namun karen banyak orang yang tak didengar, mungkin yang berseru kurang lantang hingga tak di dengar oleh karenanya orang-orang berkumpul supaya tak ada lagi alasan tak mendengar atau tak tahu yang ada hanya "tak peduli"
Jakarta ramai karena ada seorang lelaki yang melecehkan Al Qur'an.
Ia mengatakan,"Bapak ibu gak usah takut milih saya jangan mau dibohongi pake Al Maidah:51. Jangan mau dibohong"
Kalimat "jangan mau dibohongi" kan berarti dikatakan bahwa Al Maidah:51 ini adalah sebuah alat kebohongan atau kebohongan itu sendiri.
Ia bukan muslim. Iya saya tahu itu. Ia tak mengimani Al qur'an. Ia saya juga tahu itu. Tapi ia tidak punya hak melecehkan Al Qur'an.
Al Qur'an itu adalah pedoman hidup muslim
Bagaimana mungkin aku tak marah saat pedoman hidupku dihina
Jika kau muslim tapi tak marah maka aneh
Saat pancasila yang merupakan dasar hukum Indonesia di hina oleh orang asing tentu kita akan menyerukan perang kepada orang itu tentu kita marah ingin orang itu dihukum bukan hanya sekedar menuntut untuk ia meminta maaf.
Saya heran sangat heran dan juga penasaran dengan apa yang dirasakan bapak presiden dan wakil presiden yang terhormat, bukankah mereka muslim?
Saya rasa mereka pasti juga merasa marah. Karena mereka MUSLIM. Saya percaya dengan hati dan iman mereka.
Al Qur'an itu kalamullah maka orang yang melecehkannya berarti melecehlan allah dan saya tak bisa menerima itu
Saya takut jika nanti di akhirat aku ditanya apa yang aku lakukan saat Al Qur'an dilecehkan, saya takut diri ini tak memiliki jawaban yang pantas
Saya MEMBENCI dan TAK AKAN MAU DIPIPIMPIN ORANG YANG MELECEHKAN AL QUR'AN
Mungkin masih banyak yang bertanya emang ada apa sih? Emang ngapain sih di Jakarta?
Jakarta ramai bukan karena sedang ada festival namun karen banyak orang yang tak didengar, mungkin yang berseru kurang lantang hingga tak di dengar oleh karenanya orang-orang berkumpul supaya tak ada lagi alasan tak mendengar atau tak tahu yang ada hanya "tak peduli"
Jakarta ramai karena ada seorang lelaki yang melecehkan Al Qur'an.
Ia mengatakan,"Bapak ibu gak usah takut milih saya jangan mau dibohongi pake Al Maidah:51. Jangan mau dibohong"
Kalimat "jangan mau dibohongi" kan berarti dikatakan bahwa Al Maidah:51 ini adalah sebuah alat kebohongan atau kebohongan itu sendiri.
Ia bukan muslim. Iya saya tahu itu. Ia tak mengimani Al qur'an. Ia saya juga tahu itu. Tapi ia tidak punya hak melecehkan Al Qur'an.
Al Qur'an itu adalah pedoman hidup muslim
Bagaimana mungkin aku tak marah saat pedoman hidupku dihina
Jika kau muslim tapi tak marah maka aneh
Saat pancasila yang merupakan dasar hukum Indonesia di hina oleh orang asing tentu kita akan menyerukan perang kepada orang itu tentu kita marah ingin orang itu dihukum bukan hanya sekedar menuntut untuk ia meminta maaf.
Saya heran sangat heran dan juga penasaran dengan apa yang dirasakan bapak presiden dan wakil presiden yang terhormat, bukankah mereka muslim?
Saya rasa mereka pasti juga merasa marah. Karena mereka MUSLIM. Saya percaya dengan hati dan iman mereka.
Al Qur'an itu kalamullah maka orang yang melecehkannya berarti melecehlan allah dan saya tak bisa menerima itu
Saya takut jika nanti di akhirat aku ditanya apa yang aku lakukan saat Al Qur'an dilecehkan, saya takut diri ini tak memiliki jawaban yang pantas
Saya MEMBENCI dan TAK AKAN MAU DIPIPIMPIN ORANG YANG MELECEHKAN AL QUR'AN
Comments
Post a Comment