Ngenyang/ Nowo/ Menawar
"Lah biasanya loh cuma 8 ribu kok 10 ribu, gak mau aku mahal banget." Begitu katanya dengan suara lantang dan tinggi sampai orang-orang sekita memandang ke arah mereka
Seorang pemuda penjual roti, ah kalau diposisi dia aku pasti malu tapi roti itu bukan miliknya yang bisa dijual seharga yang diminta si pembeli. Ia pun pergi sam bil menunduk dan berkata lirih "Ya sudah pak maaf harganya10 ribu".
Kejadian sore ini di pasar. Ingin aku bilang ke mas mas penjual roti bahwa dia keren. Dan semoga ia bisa mencapai apa-apa yang ia citakan, semoga Allah ridhoi apa yang dilakukan dan semoga Allah karuniakan keberkahan.
Jadi inget dulu waktu di kelas selepas subuh Ummi Masbihah bilang bahwa ummi tidak pernah menawar saat membeli, aku yang mendengarnya tentu tak sepakat. Maklum meski muda, jiwa emak-emak suka nawar sudah ada dalam diri. Tapi ummi bilang jangan begitu, karna islam itu mengatur hubungan bukan hanya dengan Allah tapi juga dengan sesama makhluk ciptaanNya. Kita tidak boleh mempersulit urusan saudara kita. Dan menawar itu termasuk menyulitkan.kata ummi
Coba kalau kalian (kata ummi) belanja di supermarket atau mall berani nawar gak? Tentu saja gak lah mi kan udah tahu itu harga pas dan kalau nawar malu lah. Lalu kenapa kalau di pasar atau toko kecil jadi nawar? Senyaplah sudah kelas pagi itu.
Hari itu aku bersama seorang teman piket belanja ke pasar untuk keperluan memasak. Kami belanja di pasar Colombo, jadi kami keliling mencari sayur yang harganya sesuai dengan kantong kami tanpa menawar. Mulai dri satu penjual ke penjual lain. Oh iya Ummi Masbihah juga memberi anjuran agar kami membeli di saudara sesama muslim. Untuk pertama kali belanja di pasar tanpa menawar tentu kantong lebih tipis dari biasanya. Berat rasanya kalo gak nawar tapi ummi bilang tak boleh nawar maka kami laksanakan.
Sampai pada suatu waktu kami melakukan evaluasi tentang 'membeli anpa menawar'. Ternyata penjual kecil tak mengambil untung banyak dari jualannya apalagi jika yang dijual adalah sayur mayur. Kesimpulan ini kami dapat saat kami melakukan usaha berjualan.
Ternyata benar apa kata ummi dengan tidak menawar, kita memudahkan urusan saudara kita.
Kalau kita tawar, ia mungkin sudah biasa tapi ttap di dalam hatinya ada rasa tak berkenan.
Kalau kita tawar, jika ia biasanya bisa membawa pulang sejumlah uang maka akan berkurang jumlahnya.
Kalau kita tawar hingga titik darah penghabisan tentu akan membuat sedih hatinya.
Jangan. Jangan menawar di pedagang kecil.
Hmm bukan berarti menawar gak boleh sama sekali loh ya. Kalau misal kamu beli buanyak banget bolehlah jika ingin minta diskon tapi tolong jangan memaksa. Better sih gak usah nawar apalagi kalau belanjanya di saudara sesama muslim. Karna insyaAllah uangnya akan digunakan untuk kebaikan.
Seorang pemuda penjual roti, ah kalau diposisi dia aku pasti malu tapi roti itu bukan miliknya yang bisa dijual seharga yang diminta si pembeli. Ia pun pergi sam bil menunduk dan berkata lirih "Ya sudah pak maaf harganya10 ribu".
Kejadian sore ini di pasar. Ingin aku bilang ke mas mas penjual roti bahwa dia keren. Dan semoga ia bisa mencapai apa-apa yang ia citakan, semoga Allah ridhoi apa yang dilakukan dan semoga Allah karuniakan keberkahan.
Jadi inget dulu waktu di kelas selepas subuh Ummi Masbihah bilang bahwa ummi tidak pernah menawar saat membeli, aku yang mendengarnya tentu tak sepakat. Maklum meski muda, jiwa emak-emak suka nawar sudah ada dalam diri. Tapi ummi bilang jangan begitu, karna islam itu mengatur hubungan bukan hanya dengan Allah tapi juga dengan sesama makhluk ciptaanNya. Kita tidak boleh mempersulit urusan saudara kita. Dan menawar itu termasuk menyulitkan.kata ummi
Coba kalau kalian (kata ummi) belanja di supermarket atau mall berani nawar gak? Tentu saja gak lah mi kan udah tahu itu harga pas dan kalau nawar malu lah. Lalu kenapa kalau di pasar atau toko kecil jadi nawar? Senyaplah sudah kelas pagi itu.
Hari itu aku bersama seorang teman piket belanja ke pasar untuk keperluan memasak. Kami belanja di pasar Colombo, jadi kami keliling mencari sayur yang harganya sesuai dengan kantong kami tanpa menawar. Mulai dri satu penjual ke penjual lain. Oh iya Ummi Masbihah juga memberi anjuran agar kami membeli di saudara sesama muslim. Untuk pertama kali belanja di pasar tanpa menawar tentu kantong lebih tipis dari biasanya. Berat rasanya kalo gak nawar tapi ummi bilang tak boleh nawar maka kami laksanakan.
Sampai pada suatu waktu kami melakukan evaluasi tentang 'membeli anpa menawar'. Ternyata penjual kecil tak mengambil untung banyak dari jualannya apalagi jika yang dijual adalah sayur mayur. Kesimpulan ini kami dapat saat kami melakukan usaha berjualan.
Ternyata benar apa kata ummi dengan tidak menawar, kita memudahkan urusan saudara kita.
Kalau kita tawar, ia mungkin sudah biasa tapi ttap di dalam hatinya ada rasa tak berkenan.
Kalau kita tawar, jika ia biasanya bisa membawa pulang sejumlah uang maka akan berkurang jumlahnya.
Kalau kita tawar hingga titik darah penghabisan tentu akan membuat sedih hatinya.
Jangan. Jangan menawar di pedagang kecil.
Hmm bukan berarti menawar gak boleh sama sekali loh ya. Kalau misal kamu beli buanyak banget bolehlah jika ingin minta diskon tapi tolong jangan memaksa. Better sih gak usah nawar apalagi kalau belanjanya di saudara sesama muslim. Karna insyaAllah uangnya akan digunakan untuk kebaikan.
Comments
Post a Comment