Rapid Antigen - covid 19
Bagi tenaga medis, setiap oranv yang datang periksa akan dianggap dan diberikan perlakuan seperti orang yang terduga covid. Tenaga medis akan menggunakan APD lengkap dan hal-hal pencegahan lainnya.
Tahun lalu ramai banget berita tentang Rapid dan ibu hamil, serta berbagai cerita dari teman-teman yang negatif rapidnya tapi swabnya positif. Kemudian muncul rapid gaya baru yakni rapid antigen yang katanya sih 80an% mendekqti akurat, tapi entahlah.Hari ini kakiku melangkah menuju klinik untuk mencoba rapid antigen, pengalaman baru ya kan jadi perlu di coba.
Sebenarnya antara mau dan tidak mau sih untuk berangkat rapid, tapi setelah dihitung hitung dan dipepet sana sini serta diteror akhirnya budal juga.
Ada alasan kenapa aku gak minta rapid, soalnya kondisi badanku baik-baik saja tak ada masalah dan tidak sedang akan melakukan perjalanan jadi rapid gak ada di agenda. Tapi karna seorang teman ada yang positif hasil rapid antigennya (tapi kalo berdasarkan perasaanku gak positif covid deh, tp entah karna masih nunggu hasil pcr) mau tak mau aku jg kudu ikutan rapid.
Ku kira gimana gitu ya prosesnya, ternyata dari segi alat deteksi kayak gini. Trus ada cairan dimasukin ke tabung kecil dan ada alat buat ambil lendir di hidung. Nanti lendir akan di campur dengan cairan baru abis itu di tetes di alat deteksi.
Rasanya?
Jangan dicoba di rumah ya gengs, gak sakit sih cuma buat mata berair. Dan bukan pengalaman yang menyenangkan.
Hasilnya?
Negatif
Biayanya?
250.000 kalo di kereta api sih sebenarnya hanya 105.000
Lumayan ya bedanya, mungkin yang KAI udah disubsidi kali ya
Aku mau cerita, rumahku kan dekat pelabuhan Ketapang ya dan peraturan baru untuk masuk beberapa wilayah di Bali itu pakek rapid antigen, kebayang gak orang yang kerja kesana seadanya tapi untuk berangkat kudu rapid antigen dulu yang harganya 250.
Jadi sebenarnya kalo dipikir pikir mahal banget ya untuk bisa rapid, bagiku sih masuk mahal ya duit segitu.
Trus tadi aku lihat bapak dan anak mau ke Bali, pas diberitahu mereka harus membayar 500.000 wajahnya langsung pias, ah 500.000 itu bisa untuk makan mereka berapa hari atau malah bisa buat sewa tempat istirahat tapi akan hilang bahkan sebelum sampai Bali.
Kalian ngerasain yang sama gak sih sama aku? Trenyuh banget karna bagi sebagian orang, itu terlalu. Akhirnya kau mulai menyadari mengapa banyak orang enggan untuk rapid memilih untuk mempositifkan pikir bahwa semua baik baik saja karna pada kenyataannya pilihannya rapid atau beli beras.
Entah ini karna kitanya yang kurang teredukasi atau memang kemampuan bangsa kita yang masih belum siap untuk bertarung sendiri-sendiri. Kalo aku bilang harusnya pemerintah memperhatikan hal ini, pasti mereka bilang ya itu bentuk perhatiannya.
Setidaknya aku hanya ingin membagi cerita bahwa untuk rapid apalagi PCR sebagian besar masyarakat masih belum mampu melakukannya, berat untuk mereka lakukan karna bersangkutan dengan perut.
Comments
Post a Comment