Jomblo ngenes ?

ice cream tuh emang enak jenis apapun itu, dan aku suka sekali dengan ice cream. mengisi hari pertama kuliah dengan semangat baru, motivasi baru, dan tentu saja target baru. perbincangan awal dengan teman-teman perempuan, yah meliputi masalah pacar, masalah pacar lagi lagi dan lagi seperti pacar yang kurang perhatian, pacar gak bales sms, pacar gak telfon, pacar gak inget janji, pacar yang ngelirik cewek lain, pacar yang godain cewek lain, sampai pacar punya pacar lain. yah disini posisiku kayak tong sampah atau boneka di kamar yang cuma bisa diam menjadi pendengar baik karna memang ada suara yang harus didengarkan atau aku bisa diibaratkan seperti bolpoin yang dipakai untuk nulis diary atau aku malah jadi kertas diarynya. yah setidaknya merekalah pengisi warna dalam lembar kanvasku di kampus ini, aku suka seperti berada dinegeri dongeng dan membantuku setidaknya merefleksikan diri sejenak membiarkan imajinasiku terbang ke awan.
ada yang mengejutkan dari teman-temanku itu, mereka atau lebih tepatnya dia bertanya padaku "apa aku tidak merasa sepi dengan keadaanku saat ini (gak pacaran)?" 
detik pertama aku bingung menjawab, detik kedua aku diam, detik ketiga aku terbang mengitari waktu dan membalik jam pasir mencari puing-puing penggalan kisah yang lalu. 
aku dulu juga pernah dekat dengan anak manusia lain, dan saat mencoba untuk membangun tembok itu aku benar-benar merasa sepi, tapi entah kenapa aku bersyukur karena aku telah membangun tembok keputusan yang tidak salah. 
aku ingin berbagi kepada kalian apa yang aku dapatkan dari membangun tembok, dulu aku memang sering terbang melayang merasa senang dengan hal-hal romantis dan warna dalam mataku hanya merak dan hitam dan semua itu didominasi dari dia. aku sulit untuk melihat warna lain meski itu terpampang jelas dihadapanku, aku menjadi orang yang sangat ketergantungan akan dirinya sehingga jika dia pergi yang terjadi hanya sepi dan keterpurukaan yang sangat gelap dalam diriku karna aku merasa sendiri, rindu yang kurasa sangat menyiksa batin dan bahagia yang kurasa membawaku jarang memijakkan kaki dibumi dan cat yang kupuna hanya sebatas warna yang kudapat dari interaksi dengan dia.
tapi setelah aku mencoba membangun tembok, memang awalnya sangat kelam tapi lama kelamaan aku menemukan titik cahaya yang semakin lama semakin melebar bukan hanya titik sehingga aku bisa melihat warna cat yang bermacam-macam dan aku menjadi manusia yang bisa melakukan apapun karna aku tidak lagi ketergantungan dengan kehadiran seseorang itu, setidaknya aku bisa memberikan pilihan pada diriku yang lebih banyak. 
intinya dengan nenbangun tembok akan lebih menyenangkan dan menikmati hidup, karna kita sudah menghindari satu kemudharatan. 
Mau hidupmu lebih berwarna? just follow me :) karna kamu sudah punya yang lebih memperhatikanmu dibandingkan siapapun, dan ia memberikan apapun yang kamu butuhkan tanpa kamu minta, mengerti isi hati kita, dan selalu mendengarkan kita kapanpun dan dimana pun. He is Allah who always love us

Comments

Populer Post

Sinopsis novel Akatsuki

Proses Osmosis pada Kentang

Bunga dan Kumbang