Sebuah Potret
Ardiani si
tukang amplas salah satupotret anak negeri yang merindukan seragam sekolah. Bisa
jadi masih banyak anak yang merindukan hal itu di negeri ini, namun bukankah
pemerintah sudah banyak membantu tentang hal itu karena ada banyak sekali
bantuan yang sudah diberikan. Ibu seorang pembuat tempe gembos (tempe dari
ampas tahu) dan ayah seorang buruh dipabrik tahu. Jika dilihat ayahnya
sangatlah kuat dan semangat dalam bekerja tapi ada satu sisi yang membuatnya
lebih bersinar, ia memiliki keterbatasan dalam mendengar. Tapi lihatlah
semangatnya, membuat fikiranku melanglang buana ke satu wajah yang begitu keras
namun memiliki semangat tinggi. Ia lahir ke dunia melalui perjuangan yang amat
luar biasa, ya memang setiap manusia melalui perjuangan untuk bisa lahir ke
dunia. Tapi usahanya melebihi orang lain, sebab saat masih dalam kandungan ia
sempat tidak diinginkan oleh ibunya, namun ia lahir meski dengan keterbatasan. Terdapat
gangguan pada tubuhnya yakni mata sebelah kanannya tak jernih, pendengaran yang
kurang, dan bahasa yang sulit dipahami. Ia belum pernah sekali pun mendapatkan
treatment khusus seperti operasi mata maupun sekolah khusus. Namun semangatnya
begitu luar biasa, aku ingat saat aku kecil aku bermain dengannya ada seorang
anak tetangga yang mengejeknya, aku marah luar biasa terhadap hal itu aku
membenci mereka yang mengata-ngatai dia meski aku tidak tahu apa maknanya. Mungkiin
karena keterbatasannya itulah ia mengalami kesulitan dalam belajar sehingga
banyak yang menganggapnya bodoh, dulu aku merasa biasa saja. Tapi kini setelah
terjun ke dunia PLB aku sedikit mengerti ada apa dengan dia. Mungkin dia
memiliki rasa marah yang luar biasa oleh karena itu ia sangat keras kepala dan
sulit dinasehati.
Aku ingat
ia sering kabur dari pesantrennya waktu itu, mungkin karena tidak ada yang
mengerti apa yang dibutuhkan, ia juga sering pindah-pindah dalam bekerja karena
ia dianggap tidak mampu dan diperlakukan berbeda. Namun sungguh dia sangat baik
dan penuh kasih sayang, ia hanya butuh sedikit pengertian yang lebih juga
bantuan untuk memahami dirinya. Ia adalah pekerja keras yang sangat tangguh tak
kenal lelah dalam melakukan pekerjaannya, ia selalu melakukan pekerjaan dengan
sepenuhnya ia tak pernah setengah setengah.
Melihat
potret ayah adriani aku takut jika ia menjadi seperti itu, hanya seorang buruh
tahu yang hanya bisa mengandalkan kekuatan fisik saja, lalu bagaimana hari
tuanya? Ada sesal namun bangga dalam diriku ini. Sesal karena kenapa aku baru
tahu tentang ilmu ini, kenapa tidak dari dulu aku mengenal ilmu ini, mungkin
jika aku mengenal ilmu ini sejak lama aku bisa membantu sejak dulu kala. Aku bangga
aku bangga mengenal dia dan ia membuatku bangga dan bersyukur aku berada di
keilmuan ini menjadi calon orthopaedagog. Aku berharap dengan ini aku bisa
membuka pintu untukknya dan untuk anak-anak lain. Allah maha mendengar tunggu
aku anak-anakku J
Comments
Post a Comment