Pak Layarnya di sebelah
Hari ini kami memulai perjalanan menuju kota Malang tepat ba'da ashar. Perjalanan menyenangkan melihat pohon dan bebatuan berbaris di hutan Baluran. Kami singgah di sebuah warung kaki lima yang menjual ikan bakar legendaris di depan Wisma Rengganis Situbondo.
Ikannya terasa segar dan bersih, yang istimewa adalah saos pendamping ikan bakar ini. Bukan menggunakan kecap beririskan bawang cabe kecap seperti biasanya, tapi ini menggunakan petis madura dengan irisan cabe dan sedikit perasan jeruk sambal.
Sekitar jam setengah tujuh malam kami melanjutkan perjalanan sambil menikmati binaran kilap lampu jalanan. Berhentilah kami di salah satu pom bensin Panarukan, penjaganya adalah seorang wanita.
Dia tersenyum meski wajahnya terlihat pucat dan lelah tapi dia tetap berusaha menunjukkan keramahan. Tiba digiliran kami, mbaknya berkata,"Pak layarnya ada di sebelah."
Kami pikir, kami diminta memindahkan mobil ke sebelah . Tapi ternyata mbaknya hanya ingin memberi tahu kalau layarnya disebelah dan meminta kami untuk melihatnya karna protokol pom bensin menjaga kepercayaan konsumen "dari 0".
Kami pun mengikuti mbaknya karna bagaimanapun mbaknya ingin melaksanakan tugasnya dengan baik.
Menjadi sebuah pelajaran berharga bagiku malam ini, tersenyum meski lelah. Sebuah perjuangan seorang wanita, bayangkan dia bekerja meski lelah kemudian keluarganya menanti di rumah. Jika ia masih sebagai seorang anak, membayangkan orang tuanya menanti kepulangan anak gadisnya. Jika ia seorang ibu, anaknya menanti sang ibu di depan pintu.
Mungkin ini dramatis dikepalaku, tapi jangan lihat sisi itu. Lihatlah saja seorang wanita baik hati yang jujur dan tersenyum meski payah.
Semoga harapan kebaikan mbaknya dikabulkan Allah.
Comments
Post a Comment