brother and sister
Hujan tiba-tiba saja datang mengguyur kota yang panas
dan sesak ini, sesak ya sesak itulah yang aku rasakan. Dan langit sepertinya
mendengar penggalan nafas pendekku jadi dia berinisiatif untuk menurunkan
butiran Kristal tuk menyejukkan hatiku. Aneh memang, belakangan ini langit kota
ini cerah namun tiba-tiba hujan dan lebih anehnya lagi di malam hari aku bisa
melihat bintang juga bulan. Padahal semenjak kedatanganku kesini bisa
dipastikan jarang sekali aku melihat keindahan langit yang seperti ini, yang
ada hanya panorama menawan dari langit yang kelabu dan terkesan merah. Mungkin
langit ingin menghiburku jadi dia mengikuti keinginanku melihat bulan. Ah bulan
ya bulan, bulan yang cantik berbentuk lengkungan senyum membawa anganku kembali
atas kejadian berbulan bulan lalu saat segalanya berhenti dan menjadi nol
kembali. Mungkin tidak bisa disebut nol karena masih ada bekas tapak kaki
disini, setelah sekian lama akhirnya sandiwara yang aku jalani usai sudah,
namun kadang masih saja rindu itu datang. Apa salah jika rindu ini datang? Apa
salah jika tiba-tiba aku tersenyam saat melihat bulan?
Bulan itu arti namanya dia adalah teman dan kakak
tidak sah bagiku sebab kami memang tidak berasal dari ayah dan ibu yang sama
hanya cerita yang membuat kisah kita menjadi satu jalur. Aku masih ingat saat
di sekolah menengah pertama ia adalah kakak tingkatku dan ia sangat terkenal
dan dikagumi banyak wanita karena kepandaiannya dan kecuekannya. Aku tidak
terlalu mempedulikan kehadirannya karena menurutku dia adalah manusia
tersombong sedunia, sebab banyak sekali perempuan yang patah hati karnanya.
Entah sejak kapan tepatnya kami mulai bercakap-cakap namun seingatku dulu saat
masih kelas satu aku harus mewakili sekolahku untuk olimpiade di luar kota dan
ternyata hanya aku sendiri yang masih kelas satu, disana teernyata ia juga
mewakili sekolahku dalam bidang lain. Dan yang aku tahu dia sombong tidak mau
bicara. Namun beberapa saaat setelah itu kami bertemu lagi di perpustakaan,
padahal dia tidak pernah datang ke perpus, ya aku tahu karena aku adalah
penghuni perpustakaan yang sangat setia. Aneh sekali bagaimana mungkin manusia
itu berada di perpustakaan. Singkat cerita mulai terjadi percakapan disana dan
aku melihat sisi ain dari dia, dia sangat cerdas dan aku menyukai ini sebab ia
adalah satu-satunya orang yang dapat diajak beradu argument. Akhirnya timbullah
sebuah ikatan antara aku dan dia, aku sangat ingin memiliki seorang kakak dan
ia bersedia menempati posisi itu sebab ia juga ingin memiliki adik. Disinilah
kami berada dalam keluarga dan akhirnya aku punya kakak laki-laki.
Tanpa aku sadari ternyata salah satu temanku menyukai
dia, dan temanku ini paling cantik diantara teman-temanku yang lain, dan aku
tidak masalah tentang hal itu, aku suka sekali menggoda abangku itu.
“mas, dapat salam tuh dari Ningsih.”
“apa’an sih dek kamu itu masih kecil gak boleh kayak
gitu – gitu.”
“lah aku lo gak gitu-gitu aku kan Cuma nyampein salam
aja, hayo yhayo eciiyyeee.”
Eh ternyata mereka jadian sudah tanpa aku tahu, dan
temanku berbunga-bunga hatinya dan masku juga begitu sebab temanku itu adalah
perempuan paling cantik di angkatanku.
Hubungan mereka tidak begitu mulus dan aku ikut
terjebak didalamnya satu sisi sahabatku satu sisi masku, setiap ada
permasalahan aku mencoba terjun ke dalamnya dan memperbaiki. Dan dalam
perjalanan itu aku menemukan satu hal lagi dari masku bahwa dia kelam. Sakit
rasanya saat mengetahui hal ini, dan aku berusaha agar masku tidak tersakiti
lagi dan kuat, berulang kali ia ingin bunuh diri tapi untungnya bisa
terselamatkan, kejadian yang paling parah adalah saat dia kelas tida SMK dan
putus dengan sahabatku, ia mengalami frustasi yang sangat berat dan posisiku
disana seperti tidak lagi berguna. aku takut jika dia seperti itu terus, namun
sekali lagi langit membuang mendungnya jauh-jauh agar bulan bersinar terang.
Masku bangkit dan menjadi bulan purnama yang terang benderang.
Hmmm bulan tertutup mendung sekarang, dan hujan masih
saja turun dan si hani berteriak teriak ada
pesan ayo buka ada pesan ayo buka
Assalamu’alaikum dek, gmana kabar?
Pengirim: mase
Pusat pesan: +6281100000
Ah kenapa harus lagi? Jangan sekarang bukan saatnya.
Lampu di ujung
jalan mulai memperlihatkan keresahannya hingga ia mati dan taka da lagi yang
bisa dilakukan Lani selain berlari. Meski jilbabnya mulai basah terkena hujan
Lani tetap berlari dan berhenti di bawah lampu yang menyala agi untuk kesekian
kali.
Memandang langit berharap melihat bulan sekali lagi
agar jarinya tak bergerak, berharap cukup puas dengan memandang langit agar jarinya
tidak mengetik, berharaap langit membuatnya berhenti dengan menampakkan bulan
agar hatinya tak menangis bersama hujan. Namun langit tak mau berhenti, tapi
untuk apa lagi jika membuat hati menjadi resah? Dan akhirnya Lani memasukkan
ponselnya ke dalam tas, berlari lagi dan berhenti di persimpangan jalan
Sudahlah tak apa tak masalah kok semua kan baik-baik
saja, aku yakin itu. Ah wajah itu sangat mirip sekali
Melayang bersama angina dan terpaku pada rangkaian
pesan
Q: Dek
bagaimana jika aku mengatakan I Love u padamu?
L: hahahahahaha bercandanya lucu sekali :D
Q: dek, mase serius. Mase sayang ke adek dan Cuma adek yang mengerti mase
L: mas maaf bercandanya kelewatan
L: hahahahahaha bercandanya lucu sekali :D
Q: dek, mase serius. Mase sayang ke adek dan Cuma adek yang mengerti mase
L: mas maaf bercandanya kelewatan
Cinta memang datang terlambat, namun aku sendiri belum
yakin akan definisi cinta itu sendiri, aku sedih saat bulanku mengucap
kata-kata itu bukan karena apa tapi lebih pada aku takut jika diriku hanya
sebagai pelarian dan baying-bayang Ningsih, aku tak suka disamakan apalagi
sampai melihat diri orang lain ada pada diriku, aku taku engkau masih belum
bisa melupakannya. Karena sungguh aku tak suka jika ada percabangan dan aku
adalah sebuah ranting bukan batang.mungkin ini ang disebut cembur namun aku tak
mampu.
Apa indahnya sebuah bayangan?
hanya menjadi pengikut dan tak berwarna
manusia memiliki warnanya masing-masing, tak akan mau menjadi bayangan
aku adalah aku, aku bukan bayangan
aku tak ingin dilihat hanya sebatas baying-bayang dari mimpi kelabu
aku adalah aku
aku bukan dia
biar angin atau kehendak yang nanti kan menentukan
hanya menjadi pengikut dan tak berwarna
manusia memiliki warnanya masing-masing, tak akan mau menjadi bayangan
aku adalah aku, aku bukan bayangan
aku tak ingin dilihat hanya sebatas baying-bayang dari mimpi kelabu
aku adalah aku
aku bukan dia
biar angin atau kehendak yang nanti kan menentukan
dan suara-suara mulai mengusik mencabik-cabik dan
memporak-porandakan bangunan yang baru dibangun saat
L: kak kalau
kita menganggap seorang laki-laki sebagai kakak kita dan ia juga begitu, apa
kami sudah bisa disebut kakak adik?
M: adek, yang dikatakan sebagai saudara itu ada dua yaitu saudara kandung dan saudara seiman, lah dia ada hubungn darah gak sama kamu?
L: enggak mbk, tapi serius hanya menganggap kakak adik, masa’ gak boleh si mbk?
M: gini dek, dia itu mukan muhlimmu dan setahu mbk gak ada kedekatan antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim lalu tidak timbul virus erah jambu. Pasti nanti kalau gak dia ya kamu yang akan merasa itu
L: tapi kan mbak kedekatannya baik kita belajar, dan aku takut e mbak kalau nanti aku pergi masku jadi rusak soalnya dia lagi masa labil mbk
M: dek setiap manusia itu punya masalahnya masing-masing, kamu ndak bisa melepaskan semua masalah yang dimilikinyadan manusia itu memiliki kewajiban pada dirinya sendiri da itu hanya bisa dipenuhi oleh dirinya sendiri
M: adek, yang dikatakan sebagai saudara itu ada dua yaitu saudara kandung dan saudara seiman, lah dia ada hubungn darah gak sama kamu?
L: enggak mbk, tapi serius hanya menganggap kakak adik, masa’ gak boleh si mbk?
M: gini dek, dia itu mukan muhlimmu dan setahu mbk gak ada kedekatan antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim lalu tidak timbul virus erah jambu. Pasti nanti kalau gak dia ya kamu yang akan merasa itu
L: tapi kan mbak kedekatannya baik kita belajar, dan aku takut e mbak kalau nanti aku pergi masku jadi rusak soalnya dia lagi masa labil mbk
M: dek setiap manusia itu punya masalahnya masing-masing, kamu ndak bisa melepaskan semua masalah yang dimilikinyadan manusia itu memiliki kewajiban pada dirinya sendiri da itu hanya bisa dipenuhi oleh dirinya sendiri
Ah hujan inni hujan ya ini hujan pipiku basah karena
hujannya deras iya begitu ini karena hujan saja. Biarkan aku menghilang
menembus batas waktu biarkan resah ini luruh bersama air hujan dan iarkan
bayangmu hilang ditelan mendung. Ingin aku berharap demikian.
Sekian lama berpisah dan keputusan bulat telah
diambil, mungkin terlambat namun memang ini yang terbaik sebelum rasa iblis
menghancurkan pelindung yang kokoh. Bukankah seorang wanita dan laki-laki harus
saling menjaga agar tak merusak satu sama lain, dan untuk apa hidup di dunia
jika hanya berada dalam cinta yang menyakitkan dan menyiksa? Cukup sudah cukup
toh tidak ad manfaatnya, hanya kepuasan hati yang membawa derita. Senyumn yang
tidak bertahan lama jika ini tetap berlanjut. Tidak ada tidak ada kata kakak
adik dan baru kusadari itu hanyalah sandiwara yang kuciptakan tuk kepuasan
nafsu belaka. Inilah jalan yang harus kutempuh meski tak bisa kupungkiri
bayangan itu masih tersisa namun biar jadi penghibur dalam diam dan terkatup
rapat.
Kau punya dunia berbeda sekarang, aku pun demikian
kita kini saling berubah dan entah seperti apa aku kini yang aku tahu aku
merasa damai disini. Biar waktu yang menjawab seperti apa nanti, aku seorang
waita yang harus menjaga jiwa juga raga. Aku ingin mencintai karena Dia dan aku
ingin orang yang mencintaiku juga karena-Nya. Namun gejolak ini biar kubawa
berlari menembus medan waktu.
Lani terus berlari hingga ia berada di sebuah gerbang
yang hanya sebahu, dan sesuatu menepuk bahunya
“Assalamu’alaikum ukh.”
“Assalamu’alaikum ukh.”
Comments
Post a Comment