Catatan Harian

Hari ke lima belas
Ada sebuah hal yang aku sadari setelah berada disini, saat bayang berkelebat akan kisah-kisah lampau yang biasanya membuatku masuk ke dalam GOA hal ajaib terjadi kepada diriku. Tahukah kamu? Rasa lesu itu ada, namun keren menurutku saat aku bisa berjalan keluar dan berkumpul dengan orang-orang bahkan berkumpul dengan anak-anak yang membuatku tak bisa sejenak merenung seperti biasanya.
Bukankah Allah begitu baik kepadaku? Dia kikis rasa ingin kembali ke goa, apakah ini hasil dari do'a orang-orang sekitarku terlebih mbak murabbiku lalu? I feel so happy about this.
Jadi ingat perkataan mbak Tika Faiza tentang bahagia, bahwasanya kebahagiaan kita itu berbanding lurus dengan kedekatan kita kepadaNya. Bukan berarti saat ini aku udah dekat denganNya loh ya, hanya saja aku memang sedang berdekatan dengan orang-orang yang ingin selalu dekat denganNya, mungkin ini imbas.
Seperti kisah yang mengatakan kalau kamu berteman dengan seorang pandai besi maka kamu akan kena bau asapnya pun kalau kamu berteman dengan penjual minyak wangi maka kamu akan terimbas pula wanginya. Wallahu alam.
Weekend lalu, anak asrama pulang ke rumah begitu pula dengan partnerku. Jadi sendirian deh di lantai tiga, tapi tak benar-benar sendirian juga sih sebab dimalam hari ada temannya, malam pertama dengan Ust Utami, malam kedua bersama Ust Indah.
Masih ada hawa-hawa pulang dan uforia pemotretan untuk Year Book jadi anak-anak sedang berusaha menaiki tangga tata asrama lagi, banyak yang berproses difase ini. Setidaknya banyak pula yang sadar bahwa sedang malas, dan mencoba mencari solusi dengan bertanya maupun saling mengingatkan dengan sesama teman.

Beberapa waktu lalu salah satu anak bertanya kepadaku mengenai penggalan QS. Maryam: 26 `

"..... Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah:"Sesungguhnya aku bernadzar berpuasan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusian pada hari ini.""

Dia bertanya loh kan katanya tidak berbicara, tapi itu bicara gimana tuh?

Aku tidak bisa menjawab ini, karena memang dalam memahami Al Qur'an butuh ilmu dan aku tak memiliki ini. maka akupun bertanya kepada yang berkafa'ah pada bidang ini. barulah semalam dapat jawaban dari seorang teman yang membuka kitab Tafsir Ibnu Katsir

Secara singkat yang dimaksudkan disana adalah Maryam tidak  berucap, melainkan menunjukkan maksudnya dengan isyarat tubuh. Selengkapnya untuk penjelasan ini bisa dibuka kitab Tafsirnya ya atau tanya ke ustadz yang memang mempelajari ini.

Saat aku memberikan jawaban ini, anak yang bertanya ini berkata,"Wah berarti bahasa isyarat udah ada dari dulu ya Ust bahkan Al Qur'an sudahh lebih dulu menjelasan."
Aku termenung, kemana aja coba aku selama ini yang belajar tentang Pendidikan Khusus dan tak menyadari hal ini tak mengetahui hal ini. Sungguh Al Qur'an memang benar-benar panduan hidup yang sesungguhnya di dalamnya memberikan panduan dari yang terkecil hingga yang tak bisa dicapai oleh akal manusia.

Maka nikmat Tuhanmu manakah yan kau dustakan Layyina?
Betapa benar kiranya beruntung manusia-manusia yang Allah berikan hikmah dalam dirinya, karena ia menyerap ilmu beserta hikmah menmukan hal-hal yang ditemukan manusia macam diri ini.
Beruntungnya au bertemu dnegan mereka, yang secara perlahan mengikis kosong dalam diri, menyadarkan bahwa memang manusia tuh gak punya apa-apa bahkan daya puun tak punya.

Comments

Populer Post

Sinopsis novel Akatsuki

Proses Osmosis pada Kentang

Bunga dan Kumbang