Untuk mu dan juga aku 'Para Guru'

Lets talking about today
HAri ini tuh aku ketemu dengan banyak orang, mulai dari anak-anak yang sedang berproses menjadi baik, ustadz/ah, sampai bersua dengan makhluk-makhluk ideologis.
Dimulai dnegan pagi yang bisa dibilang biasa aja, kemudia lanjut berkumpul denan para guru serta karyawan ditempatku mengabdi.
Acaranya santai tapi mengena, seornag memberi nasihat bahwa keberadaan kita dan apa yang kita lakukan tuh bisa jadi hasil do'a yang kita panjatkan berulang kepada Allah hingga kalau di hitung maka jadi tak terhingga. Apa do'a yang diomaksud? yakni do'a untuk ditunjukkan jalan yang lurus, jalan siapa itu? jalan orang-orang yang Allah cintai. Jadi tuh dimana aku berada sekarang, dan apa yang aku lakukan, serta kejadian apa yang terjadi kini itu bisa jadi adalah hasil dari do'a yang terkabul itu. Kitanya aja yang keseringannya tidak menyadari bahwa itu adalah pengkabulan do'a. Kita mah gitu ya manusia suka tidak sadar atau malah pura-pura tidak sadar diri.
Nah diacara ini tuh aku bersua dengan salah satu member Garda 13 FIP, namanya juga emak-emak FIP meski hanya bersua antar dua orang tetap aja pengennya duduk ngobrol dan jangan lupa dokumentasi untuk dilaporkan ke grup bahwa telah terjadi perjumpaan antar member :).
Lebihh banyak aku sih yang melontarkan masalah tentang mendidik, hmmm kalau sebelum-sebelumnya (waktu masih dikampus) sukanya jadi kritikus pendidikan, sekarang setelah memasukinya ternyata emang mendidik tuh gak segamppang teori karena objek pendidikannya manusia yang memiliki segala rasa juga fikiran. Hingga seorang member Garda 13 non FIP berkata padaku setelah aku pamit kepada member Garda 13 FIP.
Ya udah sih itu kan proses, hasilnya kapan? kita gak tahu. Kan hanya Allah yang tahu
Jeglek
Aku lupa hal ini, aku lupa bahwa pendidikan itu proses yang  didalamnya memang harus diisi usaha serta do'a. aku terlalu sombong seolah apa yang aku lakukan harus langsung bisa merubah seseorang. aku yang belum berusaha malah sudah meminta hasil seperti yang aku inginkan. 
Temanku ini menulis di statusnya (namanya Vindy)
Tarbiyah
Pendidikan adalah proses yang begitu panjang
Bercerita sedikit tentang Nadzoman Alala, 
kalau tidak salah ini adalah pelajaran sewaktu TPA yang dibaca setiap hari sebelum pulang.
Waktu itu tak banyak yang saya ingat, 
saya hanya komat kamit melafalkan nadzzoman ini bersama teman-teman yang lain. 
Jangankan merenungi, mengerti saja tidak.
 Rupa-rupanya, memang semua tidak ada yang instan.
Seperti batu bata yang harus diinjak-injak, 
diiris-iris, 
 dikeringkan, 
bahkan dibakar agar menjadi kokoh 
Tarbiyah adalah perkara proses, 
hasilnya tidak bisa dipastikan kapan, 
terlebih dalam bab cara berfikir, 
cara murid berakhlaq tak bisa kita ukur melalui rata-rata nilai.
Maka dalam proses ini, ibarat orangtua dan guru merupakan mesin yang sedang memproduksi sesuati
 Mak jleb jleb banget buat aku
Lagi-lagi lupa tentang proses, lagi lagi lupa bahwa manusia tak berenang akan apapun didunia ini
lagi-lagi sombong karena merasa hal kecil yang dilakukan bisa membuahkan hasil seperti harapan
lagi-lagi lupa bahwa manusia itu tak memiliki daya
Bahkan lupa
Bahwa pernah berdo'a agar dijadikan manusia yang sabar eh sekalinya Allah kabulkan dengan memberi peluang untukbersabar malah mengeluhh dan bingung sendiri. :(

Comments

Populer Post

Sinopsis novel Akatsuki

Proses Osmosis pada Kentang

Bunga dan Kumbang