Sambung rahim part 1

Perjalanan luar biasa menyenangkan dan banyak cerita ku alami hari ini membersamai dua orang sahabat yang bisa dibilang sudah middle age. Berkeliling ke beberapa daerah Banyuwangi sejak pagi hingga menjelang berbuka. Mulai dari berangkat ke Genteng, Sragi, Cluring hingga Rogojampi. Perjalanan kali ini untuk melanjutkan estafet proyek baik yang dilaksanakan selam Ramadhan, kami berangkat sekitar jam setengah sepuluh pagi menuju Genteng lewat singojuruh.
Perjalanan pertama
www.google.com
Sebuah urusan bisa tersambung bisa juga terpisah, maka bagi urusan yang harusnya terpisah lebih baik tak dicampur baur. Ini pelajaran yang kudapat pada tempat persinggahan pertama ini, berjumpa dengan orang baru. Dan tadi melihat tanaman yang baru kuketahui namanya Mojopahit, buah mojo yang rasanya pahit. Awalnya ku kira buah bali sebab bentuknya mirip, namun saat sudah dekat ternyata berbeda. kulit buah mojo sngat halus dan mengkilat. 

Persinggahan kedua
Perjalanan kali ini untuk menyambung silaturahin teman lama dan beliau adalah orang pramuka tulen jadi meski usianya sudah 61 tahun beliau tetap dipanggil kakak. orang yang humble dan sangat terlihat pribadi pramukanya. Perbincangan teman lama yang menyenangkan kasih dan sedikit nostalgia perjalanan masa muda.

Pesinggahan ketiga
Rencana awal kami akan langsung ke Rogojampi, namun karna rindu maka perjalanan dilanjutkan menuju cluring menemui dua orang teman berjuang msa dulu, teman dengan misi sosial yang sama. Meniti jalan yang tlah lama tak dilalui demi bersua sahabat, dari sebuah rumah berjiwa jawa sangat cantik sekali rumahnya ada gang dan kami masuk kesana berhenti di sebuah rumah seniman kalau boleh kusebut demikian. Halaman tak luas namun hijau tertata apik, bunga-bunga yang ditata dalam pot disusun seperti tangga sangat cantik, dari teras ada ang mengintip dan teman perjalananku sebut Pak Y melempari si pengintai dengan kerikil. Begitulah jika sahabat lama tak bersua, senda menjadi energi tuk bertukar rindu. Aku hanya bisa tertawa melihat persahabatan bapak-bapak dan ibu-ibu ini,lekang dan menimbulkan bau harum.
Menyenangkan itu yang kulihat, tuan rumah Pak To kami menyebutnya adalah budayawan yang idealis akan kemaslahatan. Beliau ini sangat pandai dalam membudidayakan tanaman padahal hanya hobi tapi beliau menekuni sepenuh hati, ada juga beberapa keris yang beliau pajang sebagai bentuk seni (bukan klithih ya), dan pemberdayaan terhadap masyarakat patut dijadikan contoh jika ingin belajar. Beliau merangkul pengrajin batik, anak-anak muda diajak membuat kerajinan souvernir sangat humble fun namun visioner. Kali ini kami mendapatkan bingkisan bunga cantik berwarna ungu dan beberapa tanaman cantik lain.


Comments

Populer Post

Sinopsis novel Akatsuki

Proses Osmosis pada Kentang

Bunga dan Kumbang