KAMMI?
Ditengah panasnya musyawarah komisariat banyak orang
berlalu lalang memasuki ruangan,
musyawarah ini sangatlah panas didukung dengan matinya kipas yang memang sudah
bobrok dimakan jaman, sesak pun juga didukung dengan turunnya hujan abu di kota
ini. Kering dan tak ada hujan yang turun ditempat ini meski ditempat sebelah
sudah turun hujan. Rindu benar-benar rindu akan pemandangan langit saat
meneteskan air hujan saat bulir-bulir air mulai menyentuk lembut helaian
jilbabku. Apakah ini kemarahan dari Sang Pencipta? Karna kami terlalu sombong akan air, semoga kan datng waktu
hujan turun ditanah ini menghapus debu di dedaunan agar mereka dapt berdiri
tegak.
Disini hari ini banyak hal bisa aku dapatkan dari
sebuah forum dalam kotak belakang masjid kampus mujahidin UNY ini. Hari ini
hari terakhir musykom sekaligus detik-detik pemilihan ketua komisariat KAMMI
UNY. Banyak sekali pelajaran yang bisa aku dapat disini salah satunya adalah
kekritisan menghadapi apapun itu. Disini benar-benar kumpulan manusia yang
kritis dan berbicara dengan latar belakang yang kuat terlebih dahulu, mereka
mengkritisi dengan solusi bukan mengkritisi tanpa solusi.
Aku kira dulu mereka adalah kumpuan orang-orang yang
bergerak tanpa melihat siapa yang menggerakkan dan lebih tepatnya dulu aku
mengira gerakan ini dipimpin dan digerakkan oleh sebuah lembaga. Namun ternyata
itu tidak benar, disini aku sedikit melihat bahwa gerakan ini tidak mau terikat
dengan siapapun yang menimbulkan tersempitnya ruang bergerak. Aku mulai melihat
bahwa mereka menyusun visi misi berasal dari kesepakatan bersama dan menyusun
rancangan gerakan pun dengan bersama-sama dalam forum. Disini aku diajarkan
untuk memegang teguh warisan rasulullah karena semua kegiatan disesuaikan
dengan itu, dan tujuannnya pun juga sangat independen tak ada kaitan dengan
lembaga lain dan benar tergerak untuk dakwah. Sekarang aku mulai memahami
kenapa orang-orang yang aku anggap baik adalah kader disini.
Comments
Post a Comment