Catatan Harian
Hari Pertama
Sudahkah kuceritakan kepadamu perihal aku yang berada di sudut Kotagede-Banguntapan, jika belum baiklah kuberitahu untuk 30 hari ke depan aku akan berada disini.
Sore ini aku pulang dari Darush Shalihat menuju Rumah Cinta Ulya, awalnya sih hanya sekedar mendung tapi ternyata gerimis ingin segera menyapa, karena merek terlalu semangat menyapa maka jadilah berbondong-bondong mereka menyerbu hingga basah tak lagi dapat kutolak. Sebenarnya sih memang belum ada rencana gimana caranya agar bisa sampai Kotagede, adanya cuma pasrah aja dan mikir pasti ada jalan. Dan benar adanya, Siti Nurhasanah sholihah berkenan untuk mengantarku, tapi ternyata sekitar pukul 13.00 ia harus menuju te,mpat lain yang lebih prioritas. Eih jangan kecewa dulu, Allah memberkan bantuan dengan jalan mengirimkan Danar sholihah kepadaku.
KAmi berangkat lebih lambat dibanding rencana yakni pukul 12.46 sama seperti kepulanganku dari DS, awalnya ahnya mendung namun ditutup dengan suka cita air yang menyentuh bumi.
Dan mulailah ku lihat jiwa-jiwa muda, bibit-bibit bangsa yang tak lelah untuk belajar dan bertumbuh, aset bangsa yang amat berharga.
Kalau lihat mereka tuh happy banget, padahal kegiatan mereka sudah dimulai sebelum subuh dan akan full time hingga pukul 20.30.
Dan disinilah aku berada di kasur tingkat nomer dua. Mengenang apa yang terjadi maghrib tadi, setelah kami shalat maghrib berjama'ah kemudian waktunya dinner. Disini dinnernya di dining room sistem prasmanan dan nyuci piring sendiri (mandiri ya kak).Setelahnya kami mengadakan forum untuk membuka sekaligus memperkenalkan diri, mereka sangat terbuka dnegan kehadiran orang baru sepertiku dan ternyata banyak hal receh yang menyenangkan juga mendekatkan.
Kak A,"USt tadi ustadzah datang kesini kapan?"
Me,"Tadi sekitar jam 3 an"
Kak A,"Pagi apa sore ust?"
Me,"Sore."
Tiba-tiba dijawab "Sore Juga."
Masih belum menyadari kalau diajak main gombal-gombalan sama anak-anak
"Ust katanya kaki ustadzah sakit ya?"
aku bingung karena gak sakit tuh,"Nggak kak gak sakit."
"Oh gak sakit ya ust, berarti bisa dipake jalan dong."
"iya bisa."
mereka serempak bilang,"ya udah ayuk kapan?"
(read: bisa jalan? bisa. ya ayuk kapan jalan)
ada satu lagi yang bikin aku ngerasa ini anak-anak kemanisan deh kayanya tapi lupa mereka bilang apa karena udah mepet isya' jadi mereka harus bersegera shalat. karena setelahnya adalah Qur'an Time
Dan disinilah aku merasa lagi-lagi di kode sama ALlah ngelihat anak-anak yang mereka nambah hafalan minimal satu baris setiap harinya, sedang aku? adduuuuuuh malu
tilawah aja masih blepotan, tashih belum lulus, sertifikasi aja belum udah dari jaman 3 tahunan yang lalu malu beneran dehh aasli.
Ternyata emang ya, harus dikerjakan dan gak berhenti di malu doang.
Do'akan aku ya semoga bisa segera melangkah dan peka akan kode.
Sudahkah kuceritakan kepadamu perihal aku yang berada di sudut Kotagede-Banguntapan, jika belum baiklah kuberitahu untuk 30 hari ke depan aku akan berada disini.
Sore ini aku pulang dari Darush Shalihat menuju Rumah Cinta Ulya, awalnya sih hanya sekedar mendung tapi ternyata gerimis ingin segera menyapa, karena merek terlalu semangat menyapa maka jadilah berbondong-bondong mereka menyerbu hingga basah tak lagi dapat kutolak. Sebenarnya sih memang belum ada rencana gimana caranya agar bisa sampai Kotagede, adanya cuma pasrah aja dan mikir pasti ada jalan. Dan benar adanya, Siti Nurhasanah sholihah berkenan untuk mengantarku, tapi ternyata sekitar pukul 13.00 ia harus menuju te,mpat lain yang lebih prioritas. Eih jangan kecewa dulu, Allah memberkan bantuan dengan jalan mengirimkan Danar sholihah kepadaku.
KAmi berangkat lebih lambat dibanding rencana yakni pukul 12.46 sama seperti kepulanganku dari DS, awalnya ahnya mendung namun ditutup dengan suka cita air yang menyentuh bumi.
Dan mulailah ku lihat jiwa-jiwa muda, bibit-bibit bangsa yang tak lelah untuk belajar dan bertumbuh, aset bangsa yang amat berharga.
Kalau lihat mereka tuh happy banget, padahal kegiatan mereka sudah dimulai sebelum subuh dan akan full time hingga pukul 20.30.
Dan disinilah aku berada di kasur tingkat nomer dua. Mengenang apa yang terjadi maghrib tadi, setelah kami shalat maghrib berjama'ah kemudian waktunya dinner. Disini dinnernya di dining room sistem prasmanan dan nyuci piring sendiri (mandiri ya kak).Setelahnya kami mengadakan forum untuk membuka sekaligus memperkenalkan diri, mereka sangat terbuka dnegan kehadiran orang baru sepertiku dan ternyata banyak hal receh yang menyenangkan juga mendekatkan.
Kak A,"USt tadi ustadzah datang kesini kapan?"
Me,"Tadi sekitar jam 3 an"
Kak A,"Pagi apa sore ust?"
Me,"Sore."
Tiba-tiba dijawab "Sore Juga."
Masih belum menyadari kalau diajak main gombal-gombalan sama anak-anak
"Ust katanya kaki ustadzah sakit ya?"
aku bingung karena gak sakit tuh,"Nggak kak gak sakit."
"Oh gak sakit ya ust, berarti bisa dipake jalan dong."
"iya bisa."
mereka serempak bilang,"ya udah ayuk kapan?"
(read: bisa jalan? bisa. ya ayuk kapan jalan)
ada satu lagi yang bikin aku ngerasa ini anak-anak kemanisan deh kayanya tapi lupa mereka bilang apa karena udah mepet isya' jadi mereka harus bersegera shalat. karena setelahnya adalah Qur'an Time
Dan disinilah aku merasa lagi-lagi di kode sama ALlah ngelihat anak-anak yang mereka nambah hafalan minimal satu baris setiap harinya, sedang aku? adduuuuuuh malu
tilawah aja masih blepotan, tashih belum lulus, sertifikasi aja belum udah dari jaman 3 tahunan yang lalu malu beneran dehh aasli.
Ternyata emang ya, harus dikerjakan dan gak berhenti di malu doang.
Do'akan aku ya semoga bisa segera melangkah dan peka akan kode.
Comments
Post a Comment