TPA Senja

Hai Januari 2019!!!
Sudah Januari aja sudah tanggal 19 aja nih banyak moment yang belum diceritakan dalam tulisan, maaf ya sudah lama tidak menulis. Akhir tahun lalu 2018 ada banyak banget cerita yang ingin aku bagi, jadi akhir tahun kemarin seperti bertemu oase kembali memiliki kesempatan berkumpul dengan teman-teman yang kurindukan dan yang entah kapan lagi akan bersua.
Momentum banget sih sebenarnya bulan Desember 2018 karena aku kerja terakhir, di Bulan itu di tempat Kimmy. tanggal 23-24 Desember aku bermain bersama seperti tahun lalu bareng teman-teman. Ups sepertinya aku juga tidak menuliskan tentanga ap yang terjadi di tahun 2017 ya, baiklah jadi begini di setiap liburan semester anak-anak TPA di rumah Amar (salah satu member GARDA FIP) mengadakan sejenis mabit gitu kali ya tapi menurutku lebih ke arh camp aja. Dua tahun lalu pelaksanaannya dilakukan di SD IT Salman Al Farisi dan begitu juga dengan tahun lalu ehehehe lucu ya nyebutnya tahun lalu.
Agendanya bertujuan agar anak-anak happy dengan kegiatan TPA jadi suka ngaji cukup satu itu aja sebenarnya tujuannya tapi wow luar biasa sekali. membuat anak-anak suka ngaji emang butuh usaha dan semoga salah satu usaha yang digagas oleh saudaraku ini bisa menjadi salah satu ikhtiar dia ntuk membangun generasi. Ya begitu.
Dalam tulisan kali ini aku akan menceritakan kegiatan pada 23-24 Desember 2018 saja ya, jadi member GARDA FIP yang tergabung ada Amar, Alvin, Arsya, LAyyina, dan juga BL. kalau tahun lalu membernya Amar, Bisma, Adik, dan Layyina, kami selain Amar hanya bertugas sebagai pemandu sorak aja, sebab dalam kegiatannya tentu saja pemuda ikut diajak menggarap agenda ini bareng-bareng.
KAlau agenda kemarin aku dan Arsya datangnya ba'da maghrb jadi kurang tahu apa kegiatan di sore hari. agendanya seperti bias Shalat Maghrib lanjut ISya' setelah itu ada sedikit nasihat dari orang rumah Amar sedang kami mempersiapkan kegiatan malam hari.
Oh iya sewaktu aku datang, anak-anak putri yang jumlahnya lima ornag berlari berhambur, mereka cerita kalau sore hari tadi ada salah satu anak yang pas main bola jatuh terus tangannya patah. 
Ada pelajaran yang luar biasa aku dapat saat itu bagaimana acara tetap berjalan dan anak yang terjatuh juga tertangani, Isa (Adik Amar) bertugas memastikan agenda tetap berjalan di lokasi dan Amar yang mengurus anak yang patah tulang. Teamwork dalam keluarga dan saat Ibu Amar datang ke lokasi beliau banyak bercerita, pada intinya yang aku dapat adalah jangan panik sudah selesaikan dengan baik rawat yang sakit, jaga komunikasi dengan orang tuanya, dan jangan sampai hal sepeerti itu memutus kegiatan yang berlangsung. manajemen banget sihh yang aku rasakan dilakukan oleh keluarga ini.
Selepas agenda malam, anak-anak bersiap tidur, tapi namanya juga anak-anak ya saat agenda mereka mengantuk dan saat waktu istirahat mereka tak mau memejamkan mata. seni berteemu jiwa-jiwa muda.
Ada lagi kejadian di malam itu dimana salah satu anak menitipkan senter kepadaku, dan saat itu aku letakkan di meja. dan ternyata sebelum tidur dilihat di atas meja sudah tidka ada senternya, dia dengan tegas mengatakan pokoknya harus ketemu mbak. setelah mencari dan tak menemukan sampai aku sudah sampai pada titik ya sudah pasrah aja kalau hilang ya udah diganti. sambil membujuk anak-anak utnuk tidur, pasti ada kok senternya tapi gak tahu aja dimana kalaupun besok gak ketemu ya sudha nanti mbak ganti begitu.
akhirnya sekitar pukul 1 dini hari mereka terlelap.

Pagi harinya ternyata oh ternyata kami semua bangun kesiangan sehingga waktu tahajud sangat mepert dengan waktu subuh. saat anak-anak bersiap melakukan Riyadzoh (olahraga) aku dan Arsya duduk ditemani ibunya Amar. Al hasil dari duduk itu aku dapat banyak banget pembelajarn dari beliau.
mulai dari betapa indahnya ukhuwah islamiyah dan perjuangan menjaga generasi di jaman ini hingga persoalan bab pernikahan.
Beliau bercerita bahwa menjalin komunikasi yang baik itu snagat penting, bahkan bisa membuat seorang asing menjadi dekat layaknya saudara dan beliu ceritakan pengalaman hidup beliau dengan anak-anak kos jaman dulu yang soapan dn suka sowan juga saudara-saudara yang ditemui lainnya.
Perjuangan menjaga generasi di jaman ini menurut beliau butuh tenaga yang amat besar, contoh saja TPA ini, yang bisa digerakkan oleh beliau masih lingkup keluarga kecil belum masyarakat seutuhnya tapi setidaknya beliau bersyukur karena masih ada yang mau untuk TPA.
Dalam tubuh seorang muslim itu ada hak-hak ornag lain, bukan hanya dalam bab harta tapi yang lain juga banyak bagaimana diri kita bisa bermanfaat sebanyak-banyaknya, ilmu yang kita punya haruslah kita bagi, apa yang kita bisa harus dijadikan sarana untuk bisa berbagi bukan hanya dalam bab materi saja. karena kita hidup kan membawa misi di muka bumi ini sebagai penjaga bumi dan juga pemimpin minimal untuk diri sendiri dan juga keluarga.
Beliau bercerita tentang keluarganya dimana jangan dikira bahwa hidup itu bisa semulus dan semanis cerita dalam novel, sederhananya nih tentu kita bercita-cita menikah dnegan ornag terbaik macam hafidz, memiliki ilmu pemahaman yang baik, mapan, dll lah itu.
Beliau bercerita bahwa beliau dan suaminya sama-sama belajar dan bagaimana dalam keluarga itu dibangun utnuk saling menguatkan dan menumbuhkan. hal sederhananya dalam menambah hafalan Al Qur'an beliau menceritakan tentang suaminya yang mulai untuk mengahafal surat-surat.
dalam menikah bukan hanya urusan suami dan istri saja, beliau mengingatkan untuk bersiap dalma kondisi terburuk kalaupun nanti menadapatkan kondisi seperti yang diimpikan ya disyukuri kalaupun tidak ya kan sudah persiapan jadi tidak kager.
Jadi begini, beliau menceritakan dan juga bertanya kalau sudah menikah pengennya tinggal dimana/ mayoritas kita termasuk aku ingin membangun rumah tangga dengan mandiri maksudnya adalah tidak tingga dengan orang tua masing-masing jadi beneran lepas. tapi beliau bilang harus juga dipersiapkan jikalau nanti tinggal bersama mertua terlebih ditambah juga dnegan tinggal bersama ipar. karena bersinggungan itu pasti ada dan kita harus bersiap untuk hal itu.
pada intinya membangun keluarga bukan hanya tentang romansa tapi juga kemantapan ilmu dna juga kematangn jiwa pribadinya bersiap untuk segala kondisi yanga da di depan karena kita bukan makhluk egois yang hanya mengurus diri sebab kita juga harus peduli akan apa yanga da di dalam masyarakat. banyak banget deh petuah segar yang beliau sampaikan.
sepertinya ini dulu ya karena sudah malam dan ada hal yang menunggu untuk dikerjakan selanjutnya. sampai jumpa di tulisna selanjutnya. semoga bermanfaat

Comments

Populer Post

Sinopsis novel Akatsuki

Proses Osmosis pada Kentang

Bunga dan Kumbang