Catatan Harian

Catatan 27-28 Januari 2019
Catatan sejarah untuk putra putriku
Tingkah Rusuh Konvoi PDIP di Yogyakarta

Hari ini aku menulis untuk berbagi tentang apa yang terjadi kemari, 27 Januari 2019 di Yogyakarta
Kemarin aku ke Jogja dan kembali ke asrama sekitar pukul 13.30
Sepanjang perjalanan di siang hari yang terik kemarin, dari arah Godean aku menuju daerah Pogung, sepanjang jalan banyak kutemui kelompok kecil masa kampanye yang sepertinya menuju satu titik.
Awalnya sih gak tahu masa kampanye, sebab benderanya dan pembawaya seperti supporter bola juga motor yang memekakkan gitulah pokoknya.
Aku singgah dulu di Pogung sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan menuju Wirokerten. Ternyata pada pukul 13.30 masa kampanye masih ada, aku emmang tipe orang yang tidak menyukai suara motor keras yang disengaja dengan tampilan pembawanya yang urakan pun  cara menyetir yang seenak sendiri jujur saja itu membuatku takut kalau-kalau terjadi kerusuhan karena biasanya orang-orang seperti ini bersemboyan senggol bacok.
Hal seperti ini membuatku tidak nyaman karena mengingat pengalaman di tahun 2014 dulu banyak terjadi kericiuhan karena masa kampanye ini dan mereka suka mepet mepet trus ngebleyer tanpa ada alasan jelas, dan lagi kemarin terjadi lagi. Sebenarnya mereka tahu apa yang mereka lakukan itu mengganggu menimbulkan polusi udara itulah sebabnya mereka menyumpal telinga mereka sendiri agar tak terganggu, lah apalah nasib kami pengguna jalan yang tak sengaja berpapasan hanya karena menggunakan jalan yang sama.
Di perempatan jalan Sudirman, aku dari arah utara berhenti, masa kampanye yang ternyata masa PDIP datang dari arah barat dengan gaya mereka, beberapa terlihat sekali tak memiliki kesadaran penuh (teler) bahkan ada satu pegendaara yang mendekati kami yang tertahan dilampu merah sambil melontarkan sumpah serapah dan mengacungkan jari tengah.
Lucu sih sebenarnya tingkah kampanye dari partai ini, bagaimana tidak? Bukankah mereka melakukan kampanye agar masyarakat memilih ya tapi kok tingkahnya macam preman, belum pemilihan sudah suka menindas dan menunjukkan perilaku yang buruk seperti itu. Maaf loh ya kalau tidak sepakat, ini hanya pandangan saya pribadi berdasarkan pengalaman. Okelah anggap itu oknum, masa ia oknum sebanyak itu melakukan hal menjijikkan saat kampanye plis deh. Kalau benar mereka cinta Indonesia harusnya menghormati dong sesama rakyat, kita yang diam tidka ngapa-ngapain apa iya harus disumpah serapahin dan diperlakukan seperti kami melakukan kesalahan saja,
kalau ada pembaca tidak sepakat silahkan, karena ini pengalaman saya pribadi saja
Alhasil aku tidak mungkin lewat jalan sana karena macet parah jadilah aku memutar arah melalui jalan Timoho, dan lagi-lagi bertemu masa kampanye (tapi ini lebih kecil) ternyata sama saja polahnya dengan yang kutemui sebelum-sebelumnya tadi. hmmm jadi susah kan untuk bisa mengatakan hanya oknum lah ini hampir menyeluruh begini semua bentuknya

Alhasil sampai asrama sekitar pukul 14.00
KEmudian mengerjakan hal-hal seperti biasa, sampai pada malam hari pukul 20.30 baru pegang hp dan ternyata di WA sedang ramai mengenai masjid yang dilepar batu oleh masa kampanye. NAh jadilah saya cari info kebenarannya. Ternyata masa kampanye sama seperti yang ku temukan tadi siang menjelang sore (27/1) yakni masa PDIP yang berada di wilayah Masjid Jogokariyan melakukan kerusuhan hingga dilerai pihak kemamanan.
Hari ini (28/1) aku menanti klarifikasi kebenaran berita dari pihak-pihak masjid menunggu sebenarnya gimana kejadiannya
Dan inilah klarifikasi kejadian di Masjid Jogokariyan yang disampaikan pihak Masjid
Pada, Ahad 27 Januari 2019 Masjid Jogokariyan menyelenggarakan rangkaian acara Pemilihan Takmiir Masjid Jogokarian diantaranya adalah:
1. Jalan sehat warga jogokariyan
2. Pembukaan agenda pencoblosan oleh kapolresta dan wakil walikota Yogyakarta
3. Pemungutan Suata
4. Pengajian dan pembagian paket santunan sembako untuk 390 keluarga kurang mampu

Seusai pembagian paket sekitar pukul 16.05, warga hendak pulang dikejutkan dengan aksi pelemparan ke arah masjid dan jama'ah yang dilakukan konvoi massa PDIP sambil menggeber suara bising motornya. sehingga merusak prasasti nama masjid dan tenda kegiatan.
Alhamdulillah terpasangnya tenda kegiatan di depan amsjid mengurangi kerusakan dan meminimalisir timbulnya korban.
Merasa terpanggil karena jama'ah pengajian dan pembagian santunan banyak yang histeris, warga Jogokariyan kemudian keluar dan menghalau konvoi massa PDIP sampai keluar kampung.
Demi menjaga kondusivitas, keamanan, dan ketentraman kota Yogyakarta khususnya dan secara Nasional pada umumnya, Takmir Masjid Jogokariyan dengan i'tikad baik segera menyambut inisiatif mediasi dari pihak kapolres mantrijeron dan Danramil Mantijeron, di kecamatan Mantijeron.
 I'tikad baik Takmir Masjid tersebut, diwakili olek ketua Takmir H.M. Fanni Rahman, S.I.P. membuahkan kesepakatan dengan tokoh PDIP kec Mantrijeron , Junianto Budi Purnomo yang sebagaimana tertera  dalam surat bermaterai di atas  pihak konvoi pdip yang diwakili  Junianto B.P. menyatakan sanggup mendatangkan Sdr. Kristiono alias Kelinci selaku profokator dan penggerak aksi penyerangan untuk meminta maaf kepada pihak Masjid Jogokariyan.
Demikian pernyataan Takmir Masjid Jogokariyan sejelas-jelasnya, sesuai dengan fakta dan hasil mediasi yang telah ditandatangani di atas materai disaksikan oleh Camat, Kapolsek, Danramil, dan Banwaslu kec Mantrijeron, dengan harapan agar keamanan, ketertiban, ketentraman, & kerukunan di wilayah Yogyakarta dan sec nasional pada umumnya
Sumber: IG @masjidjogokariyan

Eh barusan aku buka salah satu berita di Republika bahwa, Djarot Saiful Hidayat selaku ketua DPD PDIP mengatakan apa yang terjadi pada hari ahad adallah kebohongan.
Jadi gemes-gemes gimanaaaa gitu
Lucu ih pihak yang melempar, pihak yang menyakiti malah pihak itu pula yang merasa menanggung kerugian dan merasa dipojokkan. Anak SD saja, sudah diajari loh kalau salah harus minta maaf.

Ya begitulah esmosi kan jadinya Layyina
Silahkan berjalan dijalan yang anda tempuh bapak semoga lekas mendapatkan petunjuk dan kelembutan hati
Kitta kan saudara harapannya mediasi yang dilakukan, itu kan sudah bentuk lapang hatinya pihak yang dilempar janganlah disakiti lagi. Kalau sudah dimaafkan ya jangan melunjak dan makin terang-terangan menusuk lebih dalam. itu tidak baik, itu perilaku buruk

Comments

  1. ahad terakhir bulan desember kemarin, ku juga ketemu rombongan simerah di bangjo kronggahan barat terminal jombor.
    pas dapet lampu merah, datang dari arah depan konvoi simerah, motor2 lewat 1-2 meter disebelah kananku, ngeng ngeng ngeng. suaranya itu bikin telinga gk enak selama bebrpa jam setelahnya.

    Semoga kedepannya kegiatan kampanye bisa terlaksana dengan lebih tertib dan tidak menimbulkan efek negatif bagi orang-orang baik di dunia nyata maupun dunia maya, dan diberi sanksi tegas bagi yang melanggar dari pihak manapun itu.

    #AyoLebihBaik

    ReplyDelete

Post a Comment

Populer Post

Sinopsis novel Akatsuki

Proses Osmosis pada Kentang

Bunga dan Kumbang