Move on apa selesai?
Jadi move on apa selesai nih? Kalo dibaca gambar disebelah ini jadi berasa gimana gitu ya. Pada intinya kita harus menyelesaikan apa yang ada sebab sesuatu yang belum selesai namun kita hindari, itu bukan berarti selesai tapi kita hanya menunda untuk menyelesaikan. Dan saat sebuah urusan yang harusnya terselesaikan tapi gak segera diselesaikan akan hadi bom waktu.
Ini bukan hanya berkaitan pada hal-hal yang menyangkut kerja atau amanah tapi juga pada hati.
Banyak yang bilang jatuh hati itu gak bisa kita tentukan pada siapanya alias filuar kesadaran dan kontrol kita. Sebelum kita bahas itu , kita samakan dulu persepsi kita ya bahwa cinta adalah fitrah yang dikaruniakan Allah untuk kita. Jadi prosesi mencintai akan terjadipada setiap diri kita. Sepakat? Oke sepakat.
Lalu bagaimana dengan jatuh cinta?
Saat memandang seseorang lalu tiba-tiba hati berbunga maka itu tanda kita tertarik bukan cinta. Kalau kita tumbuhkan terus maka bisa menjadi kata cinta. Namun cinta bukan hanya soal kata atau rasa, sebab ia juga kata kerja yang butuh tindakan nyata. Eyyaaa....
Maka saat kita merasa mencintai seseorang kita pasti ingin melakukan tindakan (kalau tidak ingin berarti bukan cinta). Lalu bagaimana dengan cinta yang dipendam? Lah itu kan berarti udah melakukan kerja, yakni memilih memendam/ menahan diri agar tak menjadi jalan keburukan tapi tetap pasti berfikir masa depan, iya apa iya?
Lalu apa hubungannya dengan tulisan di atas?
Jadi begini pernah gak kamu dengar ada orangn yang patah hati lalu move on ke hati yang lain?
Pasti pernah. Nah move on disini bisa berarti selesai dan bisa juga upaya menghindar.
Bagi yang selesai berarti ia mencoba sekuat tenagan berkomitmen menyelesaikan hal yang berbau rasa kepada si dia (baik suka maupun benci). Kita mengupayakan ikhlas di hati untuk lepas dan selesai.
Sedang yang menghindar adalah ia yang masih memiliki rasa di hati (baik rasa suka maupun benci). Saat hati masih berasa maka ia belum selesaikan urusannya. Dan ini yang berbahaya, itulah kenapa dalam prosesi ta'aruf kita diijinkan tuk bertanya tentang adakah rasa yang belum usai di waktu lalu kepada lawan jenis. Sebab jika belum usai, ini akan jadi duri bagi hati yang baru.
Sebaiknya selesaikan. Jangan hindari. Selesaikan.
Kalau kamu merasa sulit dan tak mampu. Ingatlah Allah lah yang mampu membolak balikkan hati manusia, maka mintalah padaNya agar Allah jagakan hatimu dari cinta yang tak teruju kepadaNya. Bukankah harusnya segala rasa yang kita punya adalah bentuk cerminan cinta kita padaNya?
Maka selesaikan urusanmu lalu berpindahlah pada urusan yang lain
Ini bukan hanya berkaitan pada hal-hal yang menyangkut kerja atau amanah tapi juga pada hati.
Banyak yang bilang jatuh hati itu gak bisa kita tentukan pada siapanya alias filuar kesadaran dan kontrol kita. Sebelum kita bahas itu , kita samakan dulu persepsi kita ya bahwa cinta adalah fitrah yang dikaruniakan Allah untuk kita. Jadi prosesi mencintai akan terjadipada setiap diri kita. Sepakat? Oke sepakat.
Lalu bagaimana dengan jatuh cinta?
Saat memandang seseorang lalu tiba-tiba hati berbunga maka itu tanda kita tertarik bukan cinta. Kalau kita tumbuhkan terus maka bisa menjadi kata cinta. Namun cinta bukan hanya soal kata atau rasa, sebab ia juga kata kerja yang butuh tindakan nyata. Eyyaaa....
Maka saat kita merasa mencintai seseorang kita pasti ingin melakukan tindakan (kalau tidak ingin berarti bukan cinta). Lalu bagaimana dengan cinta yang dipendam? Lah itu kan berarti udah melakukan kerja, yakni memilih memendam/ menahan diri agar tak menjadi jalan keburukan tapi tetap pasti berfikir masa depan, iya apa iya?
Lalu apa hubungannya dengan tulisan di atas?
Jadi begini pernah gak kamu dengar ada orangn yang patah hati lalu move on ke hati yang lain?
Pasti pernah. Nah move on disini bisa berarti selesai dan bisa juga upaya menghindar.
Bagi yang selesai berarti ia mencoba sekuat tenagan berkomitmen menyelesaikan hal yang berbau rasa kepada si dia (baik suka maupun benci). Kita mengupayakan ikhlas di hati untuk lepas dan selesai.
Sedang yang menghindar adalah ia yang masih memiliki rasa di hati (baik rasa suka maupun benci). Saat hati masih berasa maka ia belum selesaikan urusannya. Dan ini yang berbahaya, itulah kenapa dalam prosesi ta'aruf kita diijinkan tuk bertanya tentang adakah rasa yang belum usai di waktu lalu kepada lawan jenis. Sebab jika belum usai, ini akan jadi duri bagi hati yang baru.
Sebaiknya selesaikan. Jangan hindari. Selesaikan.
Kalau kamu merasa sulit dan tak mampu. Ingatlah Allah lah yang mampu membolak balikkan hati manusia, maka mintalah padaNya agar Allah jagakan hatimu dari cinta yang tak teruju kepadaNya. Bukankah harusnya segala rasa yang kita punya adalah bentuk cerminan cinta kita padaNya?
Maka selesaikan urusanmu lalu berpindahlah pada urusan yang lain
Comments
Post a Comment