Sekiranya kepada langit ku sampaikan terimakasih
Karnanya aku dapat melihat rembulan
Kepada langit kuucapkan terimakasih
Tlah diturunkannya hujan penyamar air mata

Kepada langit kuutarakan tanya
Apakah bulan kan muncul?
Baiklah malam ini bulan mati, tapi aku masih ingin bertanya
"Apakah rembulan tak akan muncul?"

Bukan karna aku tak sabar akan waktu
Atau aku tak menerima ketidak hadiran rembulan
Aku hanya sedang ingin meyakinkan diri bahwa semua baik-baik saja
Berulang kali ku katakan inilah yanh terbaik

Namun... Sebagian giriku menolak setuju
Bagaimana mungkin bisa baik-baik saja?
Jika aku tak bisa melihat rembulan?
Bagaimana mungkin malam tanpa rembulan?

Tenang... Tenanglah...
Aku tak menyalahkanmu atas kata 'pergi'
Aku tahu ini memang sudah waktunya
Hanya saja masih ada sisa takut disini
Takut tak lagi bisa mengingat
Semuanya
Senyum, canda,
Tinggimu yang tak seberapa
Mata, suara
Apa terlalu kekanakan?
Semoga kau tak berkata begitu dan jangan

Malam memang tetap kan menjadi malam walau tanpa rembulan
Waktu kan terus berjalan
Kaki pun harus segera melangkah lagi
Tanah kan kembali jadi tanah
Yang masih bernafas teruslah
Lepas dan hadapi, berjalanlah lagi

Dan teruntuk langit,
Kusampaikan terimakasih
Atas waktu-waktu yang kau relakan membersamai

Jogja, 18 Maret 2015

Comments

Populer Post

Sinopsis novel Akatsuki

Proses Osmosis pada Kentang

Bunga dan Kumbang